Rahasia di Balik Fenomena, Kenapa Indonesia Aman dari Amukan Topan?

Table of Contents
Rahasia di Balik Fenomena, Kenapa Indonesia Aman dari Amukan Topan?


Asia Timur baru-baru ini dibuat waspada oleh Topan Ragasa yang terbentuk sejak Senin, 22 September. Pertanyaan pun muncul: mengapa Indonesia seolah aman dari terjangan badai dahsyat semacam ini? Mari kita bedah alasannya.

Mengapa Asia Timur Jadi Langganan Topan?

Filipina, Taiwan, Jepang, Korea, hingga pesisir Tiongkok adalah wilayah yang akrab dengan ancaman topan. Topan Ragasa, yang lahir di Samudra Pasifik Barat pada 18 September, mencapai puncaknya pada 21 September dengan kecepatan angin mencapai 270 kilometer per jam! Kondisi ini memaksa evakuasi dan penutupan fasilitas umum. Secara geografis, wilayah ini memang rentan terhadap pembentukan dan pergerakan topan.

Badai, Topan, dan Siklon: Apa Bedanya?

Sebenarnya, "badai" (hurricane), "topan" (typhoon), dan "siklon" (cyclone) adalah istilah untuk fenomena cuaca yang sama: sistem tekanan rendah dengan angin berkecepatan tinggi. Perbedaannya hanya terletak pada lokasi terjadinya. "Badai" digunakan di Atlantik Utara dan Pasifik timur laut. "Topan" digunakan di Pasifik Barat. Sementara itu, "siklon" digunakan di Samudra Hindia. Semuanya menggambarkan sistem cuaca berbahaya dengan angin kencang, hujan lebat, dan gelombang badai.

Gaya Coriolis: Dalang di Balik Putaran Topan

Proses pembentukan topan sangat dipengaruhi oleh gaya Coriolis. Gaya ini adalah efek semu akibat rotasi Bumi yang membelokkan arah angin dan arus laut. Di belahan Bumi utara, gaya Coriolis membelokkan angin ke kanan, menyebabkan topan berputar berlawanan arah jarum jam. Sebaliknya, di belahan Bumi selatan, angin dibelokkan ke kiri, sehingga topan berputar searah jarum jam. Topan terbentuk ketika udara hangat dan lembab naik dari permukaan laut, membentuk awan dan badai petir. Udara yang naik menciptakan wilayah bertekanan rendah yang menarik udara sekitarnya. Gaya Coriolis kemudian memicu putaran udara yang masuk, membentuk struktur topan.

Mengapa Indonesia Relatif Aman dari Topan?

Indonesia relatif aman dari terjangan topan karena dua faktor utama: lokasinya yang dekat dengan garis khatulistiwa dan lemahnya efek Coriolis di wilayah tersebut.

Minimnya Efek Coriolis di Garis Khatulistiwa

Gaya Coriolis, yang vital dalam pembentukan dan pergerakan topan, sangat lemah di dekat garis khatulistiwa. Akibatnya, pembentukan topan menjadi sulit di wilayah ini, termasuk sebagian besar wilayah Indonesia. "Efek Coriolis sangat minim di sekitar khatulistiwa. Kondisi ini membuat pusaran angin yang menjadi cikal bakal topan sulit terbentuk dan berkembang," jelas Dr. Andi Eka Sakya, peneliti klimatologi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Topan Sulit Menyeberangi Khatulistiwa

Topan juga cenderung tidak bisa menyeberangi garis khatulistiwa. Untuk melakukannya, topan harus berhenti berputar, berbalik arah, dan mulai berputar ke arah yang berlawanan. Proses ini sangat sulit terjadi karena membutuhkan perubahan signifikan dalam dinamika atmosfer. "Secara teoritis, sangat sulit bagi topan untuk menyeberangi garis khatulistiwa. Perubahan arah putaran dan gaya Coriolis yang berlawanan menjadi penghalang utama," kata Dr. Rina Agustin, ahli meteorologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Bisakah Topan Terbentuk di Dekat Khatulistiwa?

Walaupun sangat jarang, pembentukan topan di dekat khatulistiwa bukanlah hal yang mustahil. Secara hipotetis, badai yang sangat kuat mungkin dapat mempertahankan momentumnya meskipun efek Coriolis lemah dan bergerak mendekati ekuator. Namun, kejadian seperti ini sangat langka dan belum pernah tercatat dalam sejarah meteorologi modern. Kondisi atmosfer yang mendukung pembentukan dan pergerakan topan di dekat khatulistiwa sangat spesifik dan jarang terpenuhi.

Indonesia terus meningkatkan mekanisme mitigasi dan kesiapsiagaan bencana. BMKG rutin memantau kondisi cuaca dan memberikan peringatan dini jika ada potensi ancaman cuaca ekstrem, termasuk potensi pembentukan bibit siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia. Pemerintah daerah juga berperan penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dan mempersiapkan rencana evakuasi. Meski aman dari topan dahsyat, Indonesia tetap rentan terhadap bencana hidrometeorologi lain seperti banjir, tanah longsor, dan gelombang tinggi. Masyarakat pun diimbau selalu waspada dan mengikuti informasi dari sumber terpercaya.

Hendra Jaya
Hendra Jaya Saya Hendra Jaya, penulis berita teknologi yang senang berbagi tren digital, inovasi, dan perkembangan dunia startup.