Rahasia Guru Sekolah Rakyat Tetap Relevan, Kuncinya Terus Belajar!

Sekolah Rakyat, sebuah program ambisius yang bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, menempatkan guru sebagai garda terdepan perubahan. Lebih dari sekadar membuka akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, program ini fokus menyediakan pendidikan berkualitas yang relevan dengan perkembangan zaman. Rahasia agar guru Sekolah Rakyat tetap relevan terletak pada kemauan untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Kesiapan para pendidik menjadi kunci keberhasilan program ini, yang menekankan pentingnya mutu pendidikan selain hanya akses.
Kualitas Guru: Fondasi Sekolah Rakyat
Kualitas guru adalah fondasi utama membangun Sekolah Rakyat yang efektif. Program ini tidak hanya berfokus pada kuantitas tenaga pengajar, namun lebih menekankan pada kualitas dan kesiapan mereka dalam menghadapi tantangan pendidikan modern. Para guru diharapkan tidak hanya memiliki pengetahuan mendalam tentang mata pelajaran yang diajarkan, tetapi juga kemampuan pedagogis yang mumpuni, serta mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan metode pembelajaran terbaru.
Persiapan Guru yang Berkelanjutan
Menurut Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat, Mohammad Nuh, guru yang ditempatkan di Sekolah Rakyat harus melewati proses persiapan matang. Menurutnya, lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG) saja belumlah cukup. Para guru harus melalui tahapan persiapan khusus sebelum terjun ke lapangan. "Persiapan ini meliputi pelatihan intensif tentang metode pembelajaran inovatif, pemahaman mendalam tentang kebutuhan siswa dari berbagai latar belakang, serta kemampuan untuk menggunakan teknologi dalam proses belajar mengajar," jelas Nuh.
Persiapan ini bukan sekadar upskilling musiman, melainkan reskilling yang berkelanjutan. "Menjadi satu proses yang terus menerus, karena memang ilmu terus berkembang," tambahnya. Pelatihan berkelanjutan ini akan memastikan guru selalu up-to-date dengan perkembangan terbaru di bidang pendidikan dan mampu memberikan pembelajaran yang relevan bagi siswa.
Tiga Pilar Kualitas Pendidikan di Sekolah Rakyat
Mohammad Nuh berpendapat bahwa kualitas pendidikan di Sekolah Rakyat ditentukan oleh tiga aspek utama yang saling terkait.
Kualitas Guru Sebagai Ujung Tombak
Aspek pertama dan terpenting adalah kualitas guru. Mereka adalah fasilitator, motivator, dan inspirator bagi siswa. Guru berkualitas tidak hanya memiliki pengetahuan mendalam, tetapi juga kemampuan menyampaikan pengetahuan tersebut dengan cara menarik dan mudah dipahami. Mereka juga mampu menciptakan lingkungan belajar kondusif, di mana siswa merasa aman, nyaman, dan termotivasi untuk belajar.
Infrastruktur Memadai
Aspek kedua adalah kualitas infrastruktur. Ruang kelas yang nyaman, laboratorium lengkap, perpustakaan dengan sumber belajar yang kaya, serta fasilitas olahraga yang memadai akan menciptakan lingkungan belajar yang optimal. Akses internet cepat dan stabil juga menjadi kebutuhan penting di era digital.
Proses Pembelajaran Efektif
Aspek ketiga adalah proses pembelajaran yang efektif. Ini melibatkan penggunaan metode pembelajaran inovatif dan interaktif, serta pemanfaatan teknologi. Guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menantang, sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Umpan balik konstruktif juga penting agar siswa dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan mereka, serta melakukan perbaikan yang diperlukan.
Peran Perguruan Tinggi
Sekolah Rakyat membuka pintu bagi civitas akademika perguruan tinggi yang tertarik berkontribusi. Mohammad Nuh mengajak para akademisi, peneliti, dan mahasiswa untuk bergabung dan berbagi pengetahuan serta pengalaman mereka dengan guru dan siswa. "Mereka banyak yang tertarik untuk ikut bersama-sama untuk mengantarkan anak-anaknya. Itu akan kita ajak semuanya," ujarnya.
Perguruan tinggi dapat berperan dalam berbagai aspek, seperti pengembangan kurikulum, pelatihan guru, pendampingan siswa, serta penelitian dan pengembangan metode pembelajaran yang inovatif. "Bisa jadi para guru terbatas. Tetapi teman-teman yang ada di berbagai perguruan tinggi bisa kita ajak untuk bersama-sama menangani masalah itu," jelas Nuh, mencontohkan bagaimana perguruan tinggi dapat membantu menangani siswa yang kurang percaya diri.
"Intinya ini bukan sekolah biasa. Tapi sekolah ini nanti akan menjadi laboratorium yang luar biasa untuk pengembangan dunia pendidikan," lanjutnya, menekankan bahwa Sekolah Rakyat akan menjadi wadah untuk mengembangkan inovasi-inovasi di bidang pendidikan.
Perekrutan Guru Lintas Kementerian
Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, menambahkan bahwa perekrutan guru Sekolah Rakyat melibatkan kerja sama lintas kementerian, termasuk Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikasmen), Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (KemenPANRB), dan Badan Kepegawaian Negara (BKN).
Para guru yang mengikuti seleksi wajib memiliki sertifikasi Pendidikan Profesi Guru (PPG) sebagai bukti kompetensi profesional. Setelah itu, para pendaftar akan mengikuti serangkaian tes seleksi ketat untuk memastikan bahwa mereka benar-benar memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan.
"Jadi ini melalui proses yang saya lihat. Selama saya keliling ke beberapa titik itu, memang guru-gurunya ini saya anggap mumpuni. Punya kemampuan baik untuk memberikan pembelajaran kepada anak-anak," ujar Gus Ipul, sapaan akrabnya, mengungkapkan keyakinannya terhadap kualitas guru-guru yang terpilih.
Program Sekolah Rakyat diharapkan menjadi solusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan fokus pada kualitas guru, infrastruktur, dan proses pembelajaran, serta melibatkan peran aktif perguruan tinggi dan kerja sama lintas kementerian, Sekolah Rakyat diharapkan dapat memberikan pendidikan berkualitas dan relevan bagi semua anak Indonesia, tanpa terkecuali. Program ini juga diharapkan dapat menjadi model bagi pengembangan pendidikan di daerah-daerah lain di Indonesia. Keberhasilan program ini akan diukur dari peningkatan prestasi siswa, partisipasi masyarakat, dan kontribusi Sekolah Rakyat dalam pembangunan bangsa. Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 10, Jakarta Selatan, pada Kamis (11/9/2025) menjadi bukti dukungan terhadap inisiatif ini.