Rahasia Otak, Kok Bisa Ya Kita Selalu Ingat Jalan Pulang?

Otak manusia, organ yang luar biasa kompleks, terus menyimpan kejutan bagi para ilmuwan. Salah satu misteri yang coba dipecahkan adalah bagaimana kita selalu ingat jalan pulang, bahkan setelah bertahun-tahun tidak mengunjungi tempat tersebut. Sebuah studi terbaru dari University of Chicago (UChicago) memberikan sedikit titik terang mengenai mekanisme rumit pembentukan dan penyimpanan ingatan spasial di otak.
Rahasia Otak: Mengapa Kita Selalu Ingat Jalan Pulang?
Penelitian ini menyoroti peran penting neuron dan hipokampus dalam proses mengingat lokasi.
Neuron dan Ingatan Tempat
Neuron, atau sel saraf, adalah kunci dalam mengingat lokasi. Saat kita berada di suatu tempat, aktivitas neuron di otak meningkat pesat. Tempat yang awalnya asing, dengan cepat menjadi familiar seiring kunjungan berulang. Menurut Mark Sheffield, asisten profesor di Institut Neurosains UChicago yang juga penulis senior studi ini, "Aktivitas neuron yang mewakili sebuah ruangan terus berubah seiring dengan pengalaman kita di sana."
Hipokampus dan "Sel Tempat"
Fokus penelitian ini adalah hipokampus, area otak vital untuk membentuk dan menyimpan memori jangka panjang, terutama ingatan spasial. Di dalam hipokampus, terdapat "sel tempat" (place cells), yaitu sel-sel khusus yang aktif ketika seseorang atau hewan berada di lokasi tertentu. Setiap sel tempat memiliki "medan tempat" (place field) yang unik, merepresentasikan area spesifik dalam lingkungan.
Peta Kognitif: Navigasi Internal Otak
Ketika sel-sel tempat ini aktif secara bersamaan, mereka berkolaborasi merekam informasi tentang lingkungan sekitar. Aktivitas terkoordinasi ini memungkinkan otak untuk membangun "peta kognitif", representasi internal dari dunia luar. Peta kognitif inilah yang memungkinkan kita mengenali lingkungan familiar dan bernavigasi di dalamnya. Pemahaman lebih lanjut tentang mekanisme ini berpotensi membuka jalan bagi pengobatan gangguan otak terkait memori, seperti penyakit Alzheimer dan skizofrenia.
Sinapsis: Jembatan Antar Neuron dan Penyimpanan Ingatan
Studi UChicago juga menyoroti pentingnya sinapsis, koneksi antar neuron, dalam penyimpanan ingatan.
Plastisitas Sinaptik: Memori yang Terus Berubah
Kekuatan dan efisiensi sinapsis dapat berubah sebagai respons terhadap pengalaman dan aktivitas otak, sebuah proses yang disebut plastisitas sinaptik. Meskipun ahli saraf percaya plastisitas sinaptik berperan penting dalam menyimpan ingatan, mekanisme pasti bagaimana ingatan tersimpan di sinapsis masih belum sepenuhnya dipahami.
Eksperimen pada Tikus: Mengungkap Misteri Ingatan
Untuk menyelidiki lebih lanjut, peneliti pascadoktoral Antoine Madar melakukan eksperimen pada tikus. Tikus-tikus tersebut dibiarkan menjelajahi lingkungan yang berbeda, dari yang familiar hingga yang asing. "Kita tahu banyak tentang fisiologi yang mendukung plastisitas sinaptik, tetapi kita biasanya tidak tahu seberapa penting hal-hal tersebut untuk pembelajaran," kata Madar.
Aktivitas Neuron: Perubahan Halus vs. Perubahan Drastis
Para peneliti memantau aktivitas sel tempat di otak tikus saat mereka menjelajahi lingkungan. Hasilnya menunjukkan bahwa aktivitas neuron berubah, bahkan di lingkungan yang familiar, meskipun perubahannya lebih halus dibandingkan ketika tikus memasuki lingkungan baru. Perubahan drastis di lingkungan baru menunjukkan bahwa otak secara aktif membentuk representasi memori baru. Sementara itu, perubahan halus di lingkungan familiar mengisyaratkan bahwa ingatan spasial terus diperbarui dan disempurnakan.
Model Komputasi: Menjelajahi Plastisitas Sinaptik
Untuk memahami faktor pendorong perubahan konstan ini, Madar mengembangkan model komputasi neuron hipokampus.
Plastisitas Sinaptik Skala Waktu Perilaku: Memori yang Dinamis
Model ini memungkinkan para peneliti menguji berbagai aturan plastisitas dan melihat mana yang paling sesuai dengan data tikus. Hasilnya menunjukkan bahwa model yang paling akurat adalah yang disebut Plastisitas Sinaptik Skala Waktu Perilaku (Behavioral Timescale Synaptic Plasticity). Model ini menunjukkan bahwa otak terus-menerus bekerja dan membentuk kembali cara ingatan direkam, bukan hanya sekadar menyimpan informasi statis. Penemuan ini menantang pandangan sebelumnya tentang bagaimana otak memproses ingatan.
Implikasi: Pengalaman Membentuk Ingatan
Studi ini memberikan implikasi penting bagi pemahaman kita tentang bagaimana otak membentuk dan memproses ingatan.
Ingatan: Lebih dari Sekadar Lingkungan
"Perbedaan-perbedaan halus dalam latar, bau, waktu, dan semua perubahan kecil dalam pengalaman ini dapat dikodekan ke dalam memori melalui perubahan-perubahan dalam medan-medan tempat ini. Mereka tidak hanya mengodekan lingkungan, tetapi juga mengodekan seluruh pengalaman yang terjadi di sana," jelas Sheffield. Dengan kata lain, ingatan bukan hanya tentang lingkungan itu sendiri, tetapi juga tentang pengalaman yang kita alami di lingkungan tersebut.
Penelitian ini membuka jalan bagi studi lebih lanjut tentang mekanisme rumit yang mendasari pembentukan dan penyimpanan ingatan. Pemahaman yang lebih baik tentang proses ini berpotensi mengarah pada pengembangan terapi baru untuk gangguan otak yang berkaitan dengan memori, seperti penyakit Alzheimer, demensia, dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD). Penelitian ini juga menggarisbawahi pentingnya pengalaman dalam membentuk ingatan dan persepsi kita tentang dunia. Aktivitas hipokampus dalam pembentukan memori jauh lebih dinamis. Masih belum jelas apa tujuan dari pergeseran representasi ini, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan guna menyingkap tujuan pergeseran tersebut.