Sadarkah Kamu? Kebiasaan Harianmu Lebih Banyak Dikendalikan Otomatis!

Table of Contents
Sadarkah Kamu? Kebiasaan Harianmu Lebih Banyak Dikendalikan Otomatis!


Pernahkah Anda berpikir, seberapa banyak kegiatan sehari-hari yang kita lakukan tanpa benar-benar memikirkannya? Ternyata, kebiasaan memegang kendali lebih besar dari yang kita duga. Riset terbaru mengungkap fakta menarik ini.

Kebiasaan, Otomatisasi Perilaku Sehari-hari

Sebuah studi komprehensif yang melibatkan peneliti dari University of Surrey, University of South Carolina, dan University of Central Queensland, menyoroti betapa dominannya kebiasaan dalam membentuk perilaku manusia. Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Psychology & Health ini memberikan pemahaman baru tentang mekanisme di balik kebiasaan.

Dua Pertiga Tindakan Dipicu Otomatis

Hasil penelitian yang ditulis oleh Grace Vincent, Katya Kovac Le Cornu, dan Benjamin Gardner ini menunjukkan bahwa sekitar 65% perilaku kita sehari-hari dipicu oleh kebiasaan. Artinya, lebih dari separuh tindakan kita bukan hasil pertimbangan matang, melainkan respons otomatis terhadap situasi atau pemicu tertentu. Kebiasaan minum kopi di pagi hari, atau mengecek ponsel setiap saat, adalah contoh aktivitas yang seringkali dilakukan tanpa kesadaran penuh.

"Penelitian kami menunjukkan bahwa meskipun orang mungkin secara sadar ingin melakukan sesuatu, inisiasi dan pelaksanaan perilaku tersebut seringkali dilakukan tanpa berpikir, didorong oleh kebiasaan yang tidak disadari. Hal ini menunjukkan kebiasaan baik dapat menjadi cara ampuh untuk mewujudkan tujuan kita," kata Profesor Psikologi di Universitas Surrey, Benjamin Gardner.

Kebiasaan Selaras dengan Tujuan?

Menariknya, riset ini juga menemukan bahwa 46% perilaku yang dipicu kebiasaan, sejalan dengan tujuan sadar individu. Ini mengindikasikan bahwa orang cenderung membentuk kebiasaan yang mendukung pencapaian tujuan pribadi, dan sebaliknya, berusaha menyingkirkan kebiasaan yang menghambat. Contohnya, seseorang yang ingin menurunkan berat badan akan membiasakan diri berolahraga teratur dan menghindari makanan manis.

Strategi Jitu Mengubah Kebiasaan Negatif

Lalu, bagaimana cara efektif mengubah kebiasaan buruk menjadi kebiasaan yang lebih bermanfaat? Penelitian ini menawarkan beberapa strategi yang bisa dicoba.

Mengenali dan Menghentikan Kebiasaan yang Merugikan

Langkah pertama adalah menyadari keberadaan kebiasaan buruk tersebut. Identifikasi pemicu atau situasi yang memicu kebiasaan tersebut. Setelah itu, kembangkan strategi untuk menghindari atau mengubahnya. Misalnya, jika stres memicu kebiasaan merokok, cari cara alternatif untuk mengelola stres, seperti meditasi atau olahraga.

Membangun Kebiasaan Baru yang Positif

Selain menghentikan kebiasaan buruk, penting untuk menumbuhkan kebiasaan positif sebagai penggantinya. Misalnya, mengganti kebiasaan makan makanan cepat saji dengan memasak makanan sehat di rumah.

Implikasi Bagi Kesehatan dan Kesejahteraan

Temuan ini membawa implikasi signifikan bagi upaya peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Dengan memahami cara kerja kebiasaan, intervensi yang lebih efektif dapat dirancang.

Membangun Kebiasaan Sehat untuk Tujuan Kesehatan

Penelitian ini menekankan pentingnya membangun kebiasaan positif untuk mencapai tujuan kesehatan. Seseorang yang ingin rutin berolahraga, misalnya, perlu menentukan waktu dan tempat yang konsisten untuk melakukannya.

Mengganggu Pemicu Kebiasaan Buruk

Selain membangun kebiasaan positif, penting juga untuk mengganggu pemicu kebiasaan buruk. Misalnya, jika kebiasaan makan makanan manis dipicu oleh melihat kue di toko roti, hindari mengunjungi toko roti tersebut.

"Autopilot" Internal Membantu Mempertahankan Kebiasaan Baik

Secara keseluruhan, penelitian ini menyoroti peran besar kebiasaan dalam membentuk perilaku kita. Kita dapat memanfaatkannya untuk mencapai tujuan yang lebih baik dengan membangun kebiasaan positif dan mengganggu pemicu kebiasaan buruk.

"Penelitian ini menawarkan harapan bagi orang-orang yang mencoba mengembangkan gaya hidup lebih sehat," kata Dr Grace Vincent, Ilmuwan Tidur dan Associate Professor di Central Queensland University.

Namun, penting diingat bahwa tidak semua kebiasaan sama. Beberapa perilaku, seperti olahraga, mungkin memerlukan upaya sadar yang lebih besar untuk dipertahankan. Studi lebih lanjut dibutuhkan untuk memahami lebih dalam kompleksitas kebiasaan dan bagaimana memanfaatkannya untuk perubahan positif.

Hendra Jaya
Hendra Jaya Saya Hendra Jaya, penulis berita teknologi yang senang berbagi tren digital, inovasi, dan perkembangan dunia startup.