Siap Hadapi Gempa? Pelajar Surabaya Dapat Bekal Penting Ini!

Kesiapsiagaan menghadapi gempa bumi merupakan bekal penting bagi siapa saja, terutama yang tinggal di daerah rawan bencana. Di Surabaya, puluhan pelajar menerima ilmu dan praktik langsung melalui edukasi dan simulasi yang digagas oleh BPBD setempat.
Simulasi Gempa Guncang SDN Kertajaya V Surabaya
Suasana ceria tampak di wajah puluhan siswa SD Negeri Kertajaya V, Surabaya, Kamis (11/9/2025). Mereka begitu antusias mengikuti simulasi gempa yang diselenggarakan di sekolah mereka. Kegiatan ini bukan sekadar latihan biasa, namun upaya nyata untuk membekali para siswa dengan pengetahuan dan keterampilan praktis menghadapi ancaman gempa bumi. Keceriaan itu berubah menjadi keseriusan saat petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya memberikan instruksi dan panduan.
Simulasi ini dirancang agar para siswa bisa merasakan langsung langkah-langkah penting yang harus diambil saat gempa terjadi. Mulai dari mengenali tanda-tanda awal gempa, mencari tempat perlindungan yang aman, hingga melakukan evakuasi dengan tertib dan cepat. Para guru pun tak ketinggalan, ikut aktif mendampingi dan memastikan seluruh siswa terlibat penuh dalam kegiatan ini.
Tak hanya teori, simulasi ini menekankan praktik langsung. Para siswa diajarkan bagaimana melindungi diri di bawah meja, menjauhi jendela dan benda-benda yang berpotensi jatuh, serta berkumpul di titik evakuasi yang telah ditentukan sebelumnya. "Kegiatan ini sangat penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi bencana," ungkap Kepala Sekolah SDN Kertajaya V, Ibu Ani, seusai simulasi. "Dengan latihan seperti ini, kami berharap anak-anak tidak panik dan tahu persis apa yang harus dilakukan saat gempa benar-benar terjadi."
BPBD Surabaya Jadi Garda Depan Edukasi Bencana
BPBD Kota Surabaya memainkan peran sentral dalam penyelenggaraan edukasi dan simulasi gempa ini. Selain memberikan pelatihan langsung kepada para siswa, BPBD juga memberikan edukasi kepada para guru tentang bagaimana mengelola situasi darurat di sekolah dan memberikan pertolongan pertama jika dibutuhkan.
"Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat Surabaya terhadap bencana," tegas Bapak Budi, Koordinator Lapangan BPBD Kota Surabaya. "Edukasi kepada anak-anak adalah investasi jangka panjang. Mereka adalah generasi penerus yang akan menjadi garda terdepan dalam menghadapi bencana di masa depan."
Selain terjun langsung ke sekolah-sekolah, BPBD Kota Surabaya juga aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat luas melalui berbagai saluran komunikasi, seperti radio, televisi, dan media sosial. Mereka juga menyediakan layanan informasi dan bantuan bagi warga yang membutuhkan. "Kami terus berupaya menjangkau seluruh lapisan masyarakat agar setiap orang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk menghadapi bencana," imbuh Bapak Budi.
Menurut data terbaru dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), wilayah Jawa Timur, termasuk Surabaya, memiliki potensi gempa bumi yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh posisinya yang berada di zona subduksi lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Oleh karena itu, upaya meningkatkan kesiapsiagaan bencana menjadi sangat krusial untuk meminimalisir dampak yang mungkin terjadi.
Langkah Selamat Diri Saat Gempa, Dipraktikkan Langsung!
Dalam simulasi gempa di SDN Kertajaya V, para siswa mempraktikkan beberapa langkah penting untuk menyelamatkan diri saat terjadi gempa bumi. Langkah-langkah tersebut antara lain:
* "Drop, Cover, and Hold On": Saat gempa terjadi, siswa diajarkan untuk segera merunduk (drop), mencari perlindungan di bawah meja atau tempat yang kokoh (cover), dan berpegangan erat (hold on) hingga guncangan berhenti. * Menjauhi Jendela dan Benda Berbahaya: Siswa diingatkan untuk menjauhi jendela, rak buku, lemari, dan benda-benda lain yang berpotensi jatuh dan menyebabkan cedera. * Evakuasi ke Titik Kumpul: Setelah guncangan berhenti, siswa diarahkan untuk keluar dari kelas secara tertib dan berbaris menuju titik kumpul yang telah ditentukan. Titik kumpul ini biasanya berada di lapangan terbuka yang jauh dari bangunan dan pepohonan. * Mendengarkan Instruksi Guru: Selama proses evakuasi, siswa diingatkan untuk selalu mendengarkan dan mengikuti instruksi dari guru atau petugas yang berwenang.
Simulasi ini juga menekankan pentingnya menjaga ketenangan dan tidak panik saat terjadi gempa. Kepanikan dapat menyebabkan seseorang melakukan tindakan yang membahayakan diri sendiri dan orang lain. "Ketenangan adalah kunci," tegas Ibu Ani. "Jika kita tenang, kita bisa berpikir jernih dan mengambil keputusan yang tepat."
Selain itu, penting juga untuk mempersiapkan tas siaga bencana di rumah yang berisi perlengkapan penting seperti air minum, makanan ringan, obat-obatan, senter, dan dokumen penting. Tas siaga bencana ini akan sangat membantu jika terjadi gempa bumi dan kita harus mengungsi dari rumah.
Edukasi dan simulasi gempa hanyalah satu bagian dari upaya peningkatan kesiapsiagaan bencana. Pemerintah, sekolah, dan masyarakat perlu bahu-membahu menciptakan lingkungan yang aman dan resilien terhadap bencana. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun infrastruktur yang tahan gempa, menyusun rencana kontingensi yang komprehensif, dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesiapsiagaan bencana.
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan simulasi ini, BPBD Kota Surabaya berencana untuk terus melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kesiapsiagaan bencana di sekolah-sekolah. Mereka juga akan memberikan pelatihan lanjutan kepada para guru dan siswa untuk memastikan bahwa mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk menghadapi potensi bencana gempa bumi di masa depan. "Kami berharap, dengan upaya yang berkelanjutan ini, Surabaya dapat menjadi kota yang lebih aman dan tangguh dalam menghadapi bencana," pungkas Bapak Budi.