Smartboard Datang, Apa Kabar Sekolah Kita? Jangan Sampai Bernasib Begini!

Table of Contents
Smartboard Datang, Apa Kabar Sekolah Kita? Jangan Sampai Bernasib Begini!


Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) tengah berupaya keras memastikan program digitalisasi pendidikan melalui interactive flat panel (IFP) atau yang lebih dikenal dengan smartboard berjalan sukses. Jangan sampai investasi besar ini malah jadi barang pajangan!

Antisipasi Kemendikdasmen: Jangan Sampai Smartboard Mangkrak!

Kekhawatiran bahwa smartboard hanya akan menjadi hiasan di kelas-kelas menjadi perhatian utama Kemendikdasmen. "Kami tidak ingin smartboard ini hanya menjadi pajangan," ujar seorang pejabat tinggi Kemendikdasmen dalam diskusi daring, menekankan pentingnya langkah strategis agar investasi ini optimal.

Kunci Sukses: Guru yang "Smart"

Pelatihan guru menjadi fokus utama. Kemendikdasmen menyadari, teknologi canggih tak akan berguna tanpa guru yang kompeten mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran. Seperti yang disampaikan Menteri Mu'ti dalam acara PKS Ditjen GTKPG dengan LPTK Program Pemenuhan Kualifikasi Akademik S1/D4 Bagi Guru pada Jumat (12/9/2025), "Kalau board-nya smart, teachingnya-nya tidak smart, maka bisa semaput!"

Rencananya, serangkaian pelatihan intensif akan digelar untuk guru-guru di sekolah penerima smartboard. Pelatihan mencakup pengoperasian dasar hingga pengembangan materi pembelajaran interaktif. Pendampingan berkelanjutan juga akan diberikan.

Fleksibilitas: Sekolah Boleh Menolak

Meski bertujuan mulia, Kemendikdasmen menyadari tak semua sekolah siap menerima smartboard. Keterbatasan infrastruktur atau sumber daya manusia bisa menjadi penghalang.

Menyikapi hal ini, Kemendikdasmen bersikap fleksibel. "Bila ada yang merasa tidak mau menerima, maka kami dengan senang hati akan mengambil kembali pengiriman ke sekolah itu," tegas pejabat tersebut. Namun, Kemendikdasmen berharap sekolah-sekolah yang menolak saat ini akan berubah pikiran di masa depan dan terus didampingi agar siap mengadopsi teknologi.

Infrastruktur: Listrik dan Internet Wajib Tersedia

Selain pelatihan guru, Kemendikdasmen juga memastikan ketersediaan infrastruktur pendukung seperti listrik dan internet. Percuma ada smartboard canggih kalau tidak bisa digunakan!

Kemendikdasmen menggandeng berbagai pihak, termasuk PLN dan penyedia layanan internet. "Kami sudah berkomitmen untuk nanti dibantu pembangunan listrik tenaga surya yang itu juga merupakan bagian program prioritas Bapak Presiden. Belum ada internetnya, kami sudah komunikasi dengan Bakti Telkom untuk nanti juga akan bekerja sama dengan kami," jelasnya.

2.500 Paket Materi Pembelajaran Siap Didistribusikan

Untuk menunjang penggunaan smartboard, Kemendikdasmen telah menyiapkan 2.500 paket materi pembelajaran digital yang sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan siswa. Materi-materi ini diharapkan membuat penyampaian materi pelajaran lebih menarik dan interaktif.

Guru Tetap yang Utama

Namun, Kemendikdasmen menegaskan bahwa teknologi hanyalah alat bantu. Peran guru tetap sentral dalam proses belajar mengajar. "Saya ingin tegaskan bahwa adanya materi tersebut tidak berarti guru tidak hadir di kelas, tetap ada guru yang mengajar. Jadi kalau ada yang mengatakan dengan ada materi itu pembelajarannya full daring, tidak ada pembelajaran tatap muka, itu juga tidak benar adanya," tegasnya.

Smartboard seharusnya memperkaya peran guru sebagai fasilitator, motivator, dan mentor. "Media pembelajaran tetap menjadi alat bantu yang tidak boleh menggantikan fungsi dan kehadiran guru sebagai fasilitator pembelajaran, mentor, dan fungsi guru mulia yang lainnya," pungkas pejabat Kemendikdasmen.

Dengan persiapan matang, pelatihan guru yang memadai, infrastruktur yang mendukung, dan materi pembelajaran yang relevan, program smartboard diharapkan dapat menjadi pendorong peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.

Hendra Jaya
Hendra Jaya Saya Hendra Jaya, penulis berita teknologi yang senang berbagi tren digital, inovasi, dan perkembangan dunia startup.