SNBP 2026, Masih Perlukah Nilai Rapor Kalau Sudah Ada TKA?

Calon mahasiswa yang ingin mendaftar ke perguruan tinggi negeri (PTN) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2026, siap-siap mengikuti Tes Kemampuan Akademik (TKA). Namun, sebuah pertanyaan mengemuka: di tengah era tes terstandarisasi ini, mengapa nilai rapor masih menjadi bagian penting dalam seleksi SNBP 2026?
Komponen Penilaian SNBP 2026: Rapor dan TKA Berkolaborasi
SNBP 2026 menerapkan dua komponen utama dalam penilaian. Nilai rapor seluruh mata pelajaran menjadi fondasi utama, dengan bobot minimal 50%. Selanjutnya, PTN diberikan keleluasaan untuk menambahkan maksimal dua mata pelajaran pendukung program studi (prodi) yang diminati. Penilaian untuk komponen ini dapat didasarkan pada nilai rapor, portofolio, atau prestasi lain yang relevan, dengan bobot maksimal 50%.
Fleksibilitas ada di tangan masing-masing PTN. Mereka berhak menentukan bobot yang tepat untuk setiap komponen, menyesuaikan dengan karakteristik program studi yang ditawarkan. Bahkan, TKA dapat diintegrasikan ke dalam komponen kedua sebagai salah satu faktor penilaian. Tujuannya? Memberikan gambaran utuh tentang potensi calon mahasiswa.
Mengapa Rapor Masih Jadi Pertimbangan?
"Kami mempertahankan nilai rapor dengan bobot minimal 50% karena orientasi pilihan siswa dapat berubah," ungkap seorang sumber dari tim penanggung jawab SNPMB dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (16/9/2025). Penjelasan ini menjadi kunci mengapa nilai rapor masih dipertahankan.
Menurutnya, jika hanya mengandalkan TKA, ada potensi untuk mengabaikan siswa dengan minat dan kemampuan yang beragam. Nilai rapor memberikan konteks yang lebih luas, memungkinkan PTN melihat potensi siswa secara komprehensif, terutama dalam mata pelajaran yang relevan dengan program studi pilihan. Jadi, nilai rapor tetap menjadi indikator penting yang melengkapi hasil TKA.
Validasi TKA: Peran Krusial Nilai Rapor
Nilai rapor tidak hanya memberikan gambaran luas tentang kemampuan siswa, tetapi juga berperan penting dalam memvalidasi hasil TKA. PTN akan menggunakan hasil TKA sebagai pembanding untuk memastikan keakuratan nilai rapor yang diberikan sekolah, sehingga mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya. Tujuannya jelas, mencegah praktik kecurangan atau manipulasi nilai rapor yang bisa merugikan siswa lain.
Sumber tersebut menambahkan, "Nilai TKA akan menjadi validasi bagi kami. Jika nilai rapor tinggi tetapi hasil TKA tidak sesuai, ini akan menjadi perhatian lebih." Jika ditemukan perbedaan signifikan antara nilai rapor dan hasil TKA, PTN akan melakukan investigasi lebih lanjut untuk mencari tahu penyebabnya. Perbedaan ini bisa jadi indikasi masalah dalam proses pembelajaran di sekolah, atau bahkan upaya manipulasi nilai rapor.
Data menunjukkan adanya korelasi kuat antara nilai rapor yang baik dan hasil TKA yang memuaskan. Siswa yang memahami materi pelajaran dengan baik cenderung mendapatkan nilai yang baik dalam rapor dan TKA. Sebaliknya, siswa yang kurang memahami materi cenderung mendapatkan nilai yang kurang memuaskan dalam kedua penilaian.
Imbauan: Isi Nilai Rapor dengan Jujur!
Penyelenggara SNBP 2026 mengimbau seluruh sekolah untuk mengisi nilai rapor siswa dengan jujur dan akurat. "Kami meminta sekolah untuk mengisi nilai rapor siswa apa adanya dan sebenar-benarnya. Karena hal ini akan berkorelasi dengan hasil TKA," tegas sumber dari tim penanggung jawab SNPMB. Pengisian nilai rapor yang tidak sesuai kenyataan dapat merugikan siswa itu sendiri dan siswa lain yang lebih berkompeten.
Nilai rapor siswa eligible (yang berhak mengikuti SNBP) diisikan ke Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) oleh pihak sekolah. Sementara itu, TKA diselenggarakan secara nasional, dan hasilnya dapat diakses langsung oleh sistem SNBP. Dengan demikian, PTN memiliki data yang komprehensif untuk mengevaluasi calon mahasiswa secara objektif.
Proses validasi nilai rapor dengan hasil TKA juga menjadi peringatan bagi sekolah yang mencoba melakukan praktik kecurangan. Jika ditemukan manipulasi nilai rapor, PTN dapat memberikan sanksi, mulai dari teguran hingga pembatalan keikutsertaan dalam SNBP di tahun-tahun berikutnya.
Diharapkan, sistem SNBP 2026 dapat menghasilkan calon mahasiswa berkualitas dan berpotensi sukses di perguruan tinggi. Kombinasi nilai rapor dan TKA diharapkan dapat membantu PTN memilih calon mahasiswa yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki minat dan bakat yang sesuai dengan program studi pilihan. Sistem ini juga diharapkan dapat mendorong sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan memberikan penilaian yang objektif kepada siswa. Penerapan SNBP 2026 dengan komponen nilai rapor dan TKA diharapkan berjalan lancar dan menghasilkan generasi penerus bangsa yang berkualitas.