Ternyata, Ini Lho Tipe Wajah Cowok Idaman Orang Utan!

Ternyata, Orang Utan Juga Punya Selera 'Ketampanan'!
Ketampanan ternyata bukan cuma urusan manusia! Sebuah studi mengungkap bahwa orang utan (Pongo pygmaeus) juga punya preferensi sendiri soal penampilan. Para ilmuwan menemukan, primata cerdas ini lebih tertarik pada pejantan dominan yang punya ciri fisik khas: bantalan pipi besar atau flange. Penemuan ini membuka tabir baru tentang bagaimana ciri fisik bisa memengaruhi ketertarikan di dunia hewan.
Apa Itu Flange dan Kenapa Jadi Idaman?
Dalam dunia orang utan, pejantan dewasa terbagi dua: ada yang penampilannya mirip betina, dan ada pejantan yang lebih kekar, berambut lebih lebat, dan yang paling penting, punya flange. Flange ini semacam bantalan besar di pipi yang bikin pejantan terlihat makin gagah.
Namun, flange bukan sekadar hiasan. Bantalan pipi ini memancarkan aura dominan dan kuat. Pejantan dengan flange juga punya kantung tenggorokan yang bisa menghasilkan suara khas, semacam 'sirine' untuk berkomunikasi. Jadi, flange ini semacam simbol status sosial dan kemampuan reproduksi bagi para pejantan.
Kenapa Tidak Semua Orang Utan Jantan Punya Flange?
Ternyata, mendapatkan flange itu butuh perjuangan! Orang utan jantan butuh waktu bertahun-tahun dan energi ekstra untuk mencapai status pejantan ber-flange.
"Perkembangan menjadi pejantan besar dengan flange membutuhkan banyak energi dan bisa memakan waktu bertahun-tahun," jelas Tom Roth, ahli biologi perilaku dari Universitas Utrecht, pada 7 September 2025, seperti dikutip dari Phys. Proses panjang ini menunjukkan komitmen genetik dan kemampuan adaptasi si orang utan jantan.
Eksperimen Buktikan Mata Tak Bisa Bohong
Untuk membuktikan ketertarikan orang utan pada flange, tim peneliti menggunakan teknologi pelacakan mata. Cara ini memungkinkan mereka merekam persis ke mana mata orang utan tertuju saat melihat gambar.
Dalam eksperimen itu, orang utan diperlihatkan dua foto kepala pejantan yang berbeda selama empat . Satu foto menampilkan pejantan dengan flange yang menonjol, satunya tanpa flange. Hasilnya? Jelas terlihat kecenderungan tertentu.
Orang utan menghabiskan sekitar 55-60% waktunya untuk melihat pejantan ber-flange. Sementara pejantan tanpa flange hanya mendapat perhatian sekitar 40-45%. Perbedaan ini cukup signifikan secara statistik, menunjukkan adanya preferensi visual yang kuat. "Orang utan melihat ke arah pejantan dengan flange sekitar 55% hingga 60% dari waktu, dan ke arah pejantan tanpa flange sekitar 40% hingga 45%. Itu perbedaan yang cukup signifikan untuk jenis studi seperti ini," kata Roth.
Rahasia di Balik Fokus: Lemonade Encer!
Agar eksperimen pelacakan mata ini berhasil, peneliti harus memastikan orang utan tetap fokus selama pengujian. Apa rahasianya? Ternyata, lemonade encer!
Selama eksperimen, orang utan diperbolehkan menikmati lemonade encer. Sambil minum, kepala mereka otomatis berada di posisi yang ideal untuk pelacakan mata. "Jika mereka mau, mereka mendapat sedikit minuman lemonade encer melalui wadah minum selama setiap tes. Mereka menjaga bibir mereka tetap menempel pada wadah, yang secara otomatis memposisikan kepala mereka dengan sempurna untuk pengambilan data," jelas Roth.
Bukan Sekadar Soal Cinta, Bisa Jadi Ancaman
Meskipun ketertarikan pada pejantan ber-flange bisa diartikan sebagai sinyal ketertarikan seksual, peneliti menekankan bahwa interpretasi ini mungkin terlalu sederhana. Pejantan ber-flange biasanya menduduki posisi dominan. Jadi, perhatian ekstra yang diberikan mungkin juga bentuk kewaspadaan terhadap potensi ancaman.
Para peneliti berspekulasi bahwa perhatian ini adalah mekanisme adaptif untuk menilai kekuatan dan status sosial pejantan lain dalam kelompok. Hal ini membantu orang utan dalam membuat keputusan tentang perilaku sosial, seperti memilih pasangan atau menghindari konflik.
Akar Evolusi Ketertarikan pada Ciri Maskulin
Studi ini memberikan bukti bahwa ketertarikan pada ciri fisik tertentu, terutama yang terkait dengan maskulinitas, mungkin sudah berakar sejak lama. Preferensi visual orang utan terhadap pejantan ber-flange sejalan dengan penelitian pada manusia yang menunjukkan bahwa kita cenderung lebih memperhatikan wajah yang dianggap menarik atau maskulin.
Penelitian yang dipublikasikan pada 2 September 2025 di jurnal Annals of the New York Academy of Sciences dengan judul "Bornean orangutans (Pongo pygmaeus) show an attentional bias toward a male secondary sexual trait" ini memberikan wawasan berharga tentang perilaku dan preferensi visual orang utan. Temuan ini memperdalam pemahaman kita tentang primata yang terancam punah ini, dan memberikan perspektif baru tentang evolusi ketertarikan dalam dunia hewan, termasuk manusia.