Terungkap! Alasan Belanda Jajah Indonesia Dulu, VOC dan Kisah di Baliknya
Belanda Datang: Bukan Sekadar Rempah, Ada Ambisi di Balik VOC
Kedatangan bangsa Belanda ke Nusantara pada awalnya didorong oleh urusan dagang. Namun, seiring berjalannya waktu, kehadiran mereka bertransformasi menjadi kolonialisme yang berdampak besar bagi Indonesia. Bagaimana tepatnya Belanda sampai di Nusantara, dan apa yang membuat mereka akhirnya menjajah?
Mengapa Belanda Datang ke Nusantara?
Pada abad ke-16, rempah-rempah menjadi komoditas yang sangat berharga di Eropa. Belanda, yang saat itu masih berstatus sebagai vasal Spanyol, mengalami kesulitan dalam mengakses perdagangan internasional. Revolusi 80 Tahun (1566-1648) menjadi momentum perjuangan mereka untuk melepaskan diri dari Spanyol.
Awalnya, pedagang Belanda masih bisa mendapatkan rempah-rempah dengan mudah di Lisbon, Portugal. Namun, ketika Portugal jatuh ke tangan Spanyol pada tahun 1580, akses itu tertutup. Harga rempah-rempah di Eropa melambung tinggi, mendorong Belanda untuk mencari sumbernya sendiri di dunia Timur.
Ekspedisi Pertama: Cornelis de Houtman Tiba di Banten (1595-1596)
Tahun 1595 menjadi awal mula kedatangan bangsa Belanda di Nusantara. Cornelis de Houtman dan Pieter de Keyser memimpin ekspedisi pertama dengan empat kapal, 249 awak, dan 64 meriam. Mereka mengikuti rute yang sudah dikenal bangsa Portugis, mengitari Afrika dan menyeberangi Samudra Hindia.
Kedatangan mereka di Pelabuhan Banten awalnya disambut baik oleh penguasa setempat. Sayangnya, sikap arogan dan perilaku kasar de Houtman yang berusaha memaksakan monopoli perdagangan, membuat Sultan Banten dan rakyatnya berbalik memusuhi Belanda. Mereka pun diusir dari Banten.
Diplomasi dan Keuntungan di Maluku
Tak berhenti di situ, pada 1598, ekspedisi Jacob van Heemskerck tiba dengan pendekatan yang lebih diplomatis. Belanda kembali diterima di Banten. Setahun kemudian, Jacob van Neck berlayar ke Maluku. Kebetulan, saat itu masyarakat Maluku sedang berselisih dengan Portugis, sehingga kehadiran Belanda disambut hangat. Alhasil, Belanda berhasil menjalin perdagangan yang menguntungkan.
VOC Terbentuk: Dari Perdagangan Menuju Penjajahan
Awalnya hanya ingin berdagang, namun ambisi Belanda untuk menguasai wilayah mulai tumbuh. Mereka mendirikan loji-loji (pos perdagangan yang juga berfungsi sebagai benteng), memaksakan kontrak monopoli, dan ikut campur dalam konflik internal kerajaan-kerajaan lokal. Jan Pieterszoon Coen bahkan mendirikan Batavia di atas puing-puing Jayakarta yang dibumihanguskan pada 1619. Batavia kemudian menjadi pusat administrasi dan militer Belanda di Asia.
Pemerintah Belanda menyadari bahwa persaingan antar kongsi dagang Belanda justru melemahkan posisi mereka. Untuk itu, pada 20 Maret 1602, Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) atau Perserikatan Perusahaan Hindia Timur resmi dibentuk.
Kekuatan VOC: Negara dalam Negara
VOC bukan sekadar perusahaan dagang biasa. Pemerintah Belanda memberikan hak-hak khusus (octrooi) yang sangat luas, meliputi:
* Hak memonopoli perdagangan di wilayah Hindia Timur. * Hak memiliki angkatan perang sendiri. * Hak menyatakan perang dan membuat perjanjian dengan penguasa lokal. * Hak mencetak uang sendiri. * Hak mengangkat dan memberhentikan pegawai sendiri.
Dengan hak-hak istimewa tersebut, VOC menjelma menjadi kekuatan kolonial yang sesungguhnya, layaknya sebuah negara dalam negara.
Dampak Kedatangan Belanda: Luka di Nusantara
Kedatangan Belanda, terutama melalui VOC, mengubah lanskap Nusantara secara permanen. Monopoli perdagangan rempah-rempah merugikan pedagang lokal dan kerajaan-kerajaan Nusantara. Politik adu domba (divide et impera) diterapkan secara sistematis untuk melemahkan persatuan antar kerajaan. Eksploitasi ekonomi dan penerapan sistem tanam paksa menyengsarakan rakyat. Perlawanan sengit muncul di berbagai daerah, seperti Aceh, Banten, Mataram, Gowa, dan Maluku.
Kedatangan Belanda di Indonesia bukan hanya soal mencari rempah (gold), tetapi juga ambisi kekuasaan (glory) dan penyebaran agama (gospel). Dari pedagang asing, mereka bertransformasi menjadi penguasa kolonial yang mendominasi berbagai wilayah di Nusantara dalam jangka waktu yang lama. Jejak kolonial Belanda masih terasa dalam berbagai aspek kehidupan di Indonesia hingga kini, mulai dari politik, ekonomi, hingga sosial-budaya.