Tragis, Mahasiswa Unnes Meninggal, Aksi Solidaritas Menggugah Hati

Table of Contents
Tragis, Mahasiswa Unnes Meninggal, Aksi Solidaritas Menggugah Hati


Semarang berduka. Universitas Negeri Semarang (Unnes) kehilangan salah satu mahasiswanya, Iko Juliant Junior dari Fakultas Hukum. Kepergiannya memicu gelombang solidaritas dari sesama mahasiswa dan alumni.

Malam Solidaritas Kenang Iko Juliant Junior

Selasa malam (2/9/2025), ratusan mahasiswa dan alumni dari berbagai kampus di Semarang berkumpul di Fakultas Hukum Unnes. Mereka menyalakan lilin, mengirimkan doa, dan menyampaikan orasi untuk mengenang Iko Juliant Junior, yang wafat pada Minggu (31/8/2025). Aksi ini juga menjadi wadah untuk mendoakan para korban demonstrasi yang gugur maupun terluka.

Di sekitar patung Dewi Themis, simbol keadilan, lilin-lilin dinyalakan. Suasana haru terasa, beberapa peserta tampak tak kuasa menahan air mata. Aksi ini bukan hanya bentuk belasungkawa, namun juga ungkapan kepedulian atas kematian Iko yang dianggap menyisakan sejumlah pertanyaan.

Tanda Tanya di Balik Kematian Iko

Kematian Iko Juliant Junior menjadi perbincangan karena dirasa ada yang ganjil. Keluarga dan sahabat mempertanyakan beberapa detail yang dianggap tidak wajar. Salah satunya, hilangnya barang-barang pribadi milik Iko, seperti ponsel, almamater, dan tas. Selain itu, motor yang digunakan Iko saat kejadian juga masih berada di Polda Jawa Tengah.

Kejanggalan juga muncul terkait kronologi kejadian. Seorang teman menyebut Iko mengalami kecelakaan di Kalisari, namun surat keterangan polisi justru mencatat lokasi di daerah dr. Cipto, Semarang. Perbedaan ini memicu spekulasi tentang penyebab sebenarnya.

Informasi lain yang janggal adalah laporan petugas keamanan yang menyebut Iko diantar ke RSUP dr. Kariadi oleh anggota Brimob. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai keterlibatan polisi dalam peristiwa itu. "Kami berharap kasus ini diusut tuntas agar keluarga mendapat kejelasan," kata Budi Santoso, alumni Unnes yang hadir dalam aksi solidaritas.

Respons dari Rektor Unnes

Rektor Unnes, Martono, mengatakan universitas telah menerima laporan tentang meninggalnya Iko akibat kecelakaan. "Laporan awalnya kecelakaan. Tapi kemudian muncul isu almarhum sempat mengigau 'jangan dipukul, jangan dipukul' dan ada yang merasa ada ketidakwajaran," ungkap Martono kepada media di kampus Unnes, Selasa (2/9/2025).

Meski begitu, Martono menegaskan universitas tetap menghormati laporan resmi yang menyebutkan kecelakaan. Namun, ia menambahkan, dugaan kejanggalan perlu diverifikasi keluarga. "Jika keluarga merasa ada yang tidak wajar, kami siap membantu. Karena informasi yang kami terima awalnya adalah kecelakaan," jelasnya.

Martono menegaskan, kampus siap membantu mengusut kebenaran jika ditemukan fakta lain yang mengindikasikan kejanggalan. "Sikap Unnes saat ini menghargai laporan terakhir, yaitu meninggal karena kecelakaan. Jika nanti ada fakta lain, kami siap membantu melacak penyebab kematian mahasiswa ini," tegasnya. Ia menyarankan keluarga Iko membuat laporan resmi terkait dugaan kejanggalan agar kepolisian dapat menyelidiki lebih lanjut.

Tanggapan Polda Jateng

Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Artanto, mengimbau keluarga segera membuat laporan resmi terkait kematian Iko Juliant Junior, agar kasus ini dapat segera diusut. "Kami mengimbau keluarga atau perwakilan keluarga berkoordinasi dengan Polrestabes Semarang atau Mapolda untuk memberikan informasi resmi, guna keperluan penyelidikan," kata Kombes Pol Artanto.

Artanto menjelaskan, laporan yang diterima menyebutkan Iko meninggal setelah kecelakaan lalu lintas di Jalan Veteran, Kelurahan Mugassari, Kecamatan Semarang Selatan. "Kejadian tanggal 31 Agustus sekitar pukul 03.05 WIB di Jalan Veteran. Kendaraan Vario yang dikendarai Vicky dan Aziz ditabrak dengan kecepatan tinggi oleh kendaraan Supra yang dikendarai Iko dan Ilham," terangnya.

Akibat benturan keras, keempat korban terpental dan luka-luka. Anggota Brimob yang bertugas mengamankan lokasi langsung mengevakuasi korban ke RSUP dr. Kariadi dengan mobil dinas. "Para korban langsung dievakuasi menggunakan mobil dinas Brimob ke RSUP dr. Kariadi untuk mendapatkan pertolongan medis," ujar Artanto.

Menanggapi dugaan kejanggalan luka pada tubuh Iko, Artanto menyatakan perlu visum untuk mengetahui penyebab pastinya. "Kami meminta hasil visum untuk mengetahui penyebab luka-luka tersebut. Saat ini, kami sedang mengumpulkan fakta-fakta dan bukti di lapangan," jelasnya. Penyelidikan ditangani Satlantas Polrestabes Semarang dengan asistensi Polda Jawa Tengah. Polisi akan mengecek CCTV dan meminta keterangan saksi untuk mengungkap fakta sebenarnya.

Penyelidikan mendalam terus dilakukan. Keluarga dan teman-teman berharap kasus ini segera diselesaikan transparan dan keadilan ditegakkan. Pihak kepolisian berjanji bekerja profesional dan mengusut tuntas kasus ini.

Hendra Jaya
Hendra Jaya Saya Hendra Jaya, penulis berita teknologi yang senang berbagi tren digital, inovasi, dan perkembangan dunia startup.