Ups! Menteri Agama Minta Maaf Usai Bikin Guru-Guru Geram

Table of Contents
Ups! Menteri Agama Minta Maaf Usai Bikin Guru-Guru Geram


Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyampaikan permohonan maaf terbuka setelah pernyataannya terkait profesi guru menuai kritik. Ucapan yang dilontarkan dalam sebuah forum pendidikan itu dianggap merendahkan pengabdian para guru.

Permintaan Maaf Menag Nasaruddin Umar

Permintaan maaf ini muncul setelah viralnya cuplikan video pidato Menag yang menyebutkan "Kalau mau cari uang, jangan jadi guru." Pernyataan ini langsung memicu reaksi keras di media sosial dan berbagai forum guru. Menanggapi hal tersebut, Menag Nasaruddin Umar segera memberikan klarifikasi dan menyampaikan permohonan maafnya.

"Saya sadar, potongan pernyataan saya tentang guru telah menimbulkan tafsir yang kurang tepat dan melukai perasaan sebagian guru. Untuk itu, saya memohon maaf sebesar-besarnya. Tidak ada sedikit pun niat saya untuk merendahkan profesi guru," jelasnya dalam keterangan tertulis pada Rabu (3/9/2025).

Menag menjelaskan, maksud dari pernyataannya adalah untuk menekankan pentingnya ketulusan dalam menjalankan profesi guru. Ia ingin mengingatkan bahwa guru adalah sosok mulia yang tugas utamanya adalah mencerdaskan anak bangsa, bukan semata mencari keuntungan materi.

"Banggalah menjadi seorang guru! Jangan minder, menjadi guru itu mulia sekali, halalan thoyibah, rezekinya Insya Allah," imbuhnya.

Klarifikasi Pernyataan yang Sempat Viral

Dalam klarifikasinya, Menag Nasaruddin Umar menjelaskan konteks lengkap dari pernyataannya. Hal itu disampaikan saat pembukaan Pendidikan Profesi Guru (PPG) batch 3 di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Menurutnya, ia ingin memotivasi para calon guru agar memiliki komitmen yang kuat dan tulus dalam mengemban amanah sebagai pendidik.

"Saya sampaikan itu dalam forum PPG, tujuannya untuk memberikan semangat kepada para calon guru agar memiliki mentalitas yang kuat dan tidak mudah tergoda oleh iming-iming materi," tegas Menag.

Ia juga menambahkan bahwa profesi guru adalah amal jariyah yang pahalanya lebih besar dari sekadar membangun masjid. Hal ini ia tekankan untuk menggambarkan betapa penting dan mulianya peran guru dalam masyarakat.

"Insya Allah pekerjaan yang paling mulia itu adalah memintarkan orang yang bodoh, itu amal jariyah, lebih kuat amal jariyahnya daripada pedagang yang membangun masjid," kata Menag.

Menag: Saya Juga Seorang Guru

Untuk menegaskan komitmennya terhadap dunia pendidikan, Menag Nasaruddin Umar mengungkapkan bahwa dirinya juga seorang guru. Pengalaman mengajar selama puluhan tahun di ruang kelas, mendidik mahasiswa, menulis, dan membimbing, membuatnya sangat memahami seluk-beluk profesi guru.

"Puluhan tahun hidup saya, saya abdikan di ruang kelas, mendidik mahasiswa, menulis, dan membimbing. Karena itu, saya sangat memahami bahwa di balik kemuliaan profesi ini, guru tetap manusia yang membutuhkan kesejahteraan yang layak," tuturnya.

Pengalaman ini memberikan perspektif mendalam bagi Menag tentang tantangan dan harapan yang dihadapi para guru. Ia menyadari bahwa selain tugas mulia mencerdaskan bangsa, guru juga memiliki kebutuhan untuk hidup layak dan sejahtera.

Komitmen Pemerintah untuk Kesejahteraan Guru

Sebagai wujud komitmen pemerintah terhadap peningkatan kesejahteraan dan kualitas guru, Kementerian Agama (Kemenag) telah mengambil berbagai langkah strategis. Langkah-langkah ini mencakup peningkatan tunjangan profesi, peningkatan kompetensi, dan pengangkatan guru honorer.

Kenaikan Tunjangan Profesi Guru Non-PNS di Tahun 2025

Salah satu upaya nyata adalah kenaikan tunjangan profesi bagi guru non-PNS. Di tahun 2025, sebanyak 227.147 guru non-PNS menerima kenaikan tunjangan profesi. Tunjangan yang sebelumnya Rp1,5 juta per bulan, kini bertambah Rp500 ribu menjadi Rp2 juta per bulan.

Kenaikan tunjangan ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan kesejahteraan para guru, sehingga mereka dapat lebih fokus dalam menjalankan tugas-tugasnya.

Peningkatan Kompetensi Guru

Pemerintah juga memberikan perhatian serius terhadap peningkatan kompetensi guru. Saat ini, lebih dari 102 ribu guru madrasah dan guru pendidikan agama tengah mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam jabatan. Secara total, sepanjang tahun 2025, terdapat 206.411 guru yang mengikuti program penting ini.

Jumlah ini meningkat signifikan dibandingkan tahun 2024, yang hanya mencatat 29.933 guru mengikuti PPG. Peningkatan ini mencapai 700%! PPG bukan hanya sekadar pelatihan, tetapi juga merupakan syarat utama bagi guru untuk mendapatkan Tunjangan Profesi Guru (TPG).

"PPG ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas guru dan memastikan bahwa mereka memiliki kompetensi yang sesuai dengan standar yang ditetapkan," jelas Menag.

Pengangkatan Guru Honorer Menjadi PPPK

Sebagai bentuk penghargaan atas pengabdian para guru honorer, pemerintah telah mengangkat sebanyak 52 ribu guru honorer menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Pengangkatan ini memberikan kepastian hukum dan kesejahteraan yang lebih baik bagi para guru honorer, sehingga mereka dapat lebih termotivasi dalam menjalankan tugasnya.

"Semua ini adalah bentuk nyata perhatian negara bagi peningkatan kesejahteraan sekaligus penguatan kapasitas para guru," tegas Menag Nasaruddin.

Menag kembali menegaskan bahwa profesi guru bukan hanya sekadar pekerjaan, tetapi juga panggilan jiwa. Oleh karena itu, negara wajib hadir untuk memperhatikan kesejahteraan para guru.

"Mari kita bersama menjaga martabat guru, sebab dari tangan merekalah masa depan bangsa lahir dan tumbuh," pungkasnya. Pemerintah berjanji akan terus berupaya meningkatkan kesejahteraan guru dan memberikan dukungan optimal bagi para pendidik di seluruh Indonesia. Pemerintah menyadari bahwa investasi pada guru adalah investasi pada masa depan bangsa.

Hendra Jaya
Hendra Jaya Saya Hendra Jaya, penulis berita teknologi yang senang berbagi tren digital, inovasi, dan perkembangan dunia startup.