Wow, Ternyata Bahasa-Bahasa Ini Masih Hidup Sampai Sekarang! Penasaran dari Mana Saja?

Bahasa, lebih dari sekadar alat komunikasi, ternyata menyimpan lembaran sejarah peradaban manusia. Beberapa di antaranya bahkan jauh lebih tua dari piramida Mesir, mencapai usia lebih dari 4.500 tahun! Lalu, bahasa-bahasa kuno apa sajakah yang masih eksis dan digunakan hingga kini? Berikut ulasannya:
10 Bahasa Kuno yang Masih Bertahan Hingga Saat Ini
1. Tamil: Lebih dari 5.000 Tahun
Diperkirakan telah berusia lebih dari 5.000 tahun, bahasa Tamil kerap digadang-gadang sebagai salah satu bahasa tertua di dunia. Lebih dari 75 juta orang menuturkannya, terutama di wilayah India selatan dan Sri Lanka. Kekayaan tradisi sastranya mencakup puisi klasik, teks keagamaan, hingga karya-karya filosofis mendalam.
Dr. Lakshmi Subramanian, seorang ahli linguistik dari Universitas Madras, mengungkapkan, "Konsistensi penutur Tamil dalam melestarikan bahasa mereka dalam kehidupan sehari-hari, media, dan sastra telah memungkinkannya untuk bertahan selama ribuan tahun."
Ketahanan Tamil menjadi bukti betapa pentingnya transmisi budaya dan identitas. Bahasa ini terus beradaptasi dengan zaman modern, sembari tetap setia pada akarnya.
2. Sansekerta: Induk Bahasa India Modern
Sansekerta, bahasa kuno lain dari India, memiliki usia yang kurang lebih sama dengan Tamil. Dijuluki "induk" dari banyak bahasa India modern, Sansekerta memiliki pengaruh besar dalam ilmu pengetahuan, literatur, dan spiritualitas di Asia Selatan.
Meski tak lagi aktif digunakan dalam percakapan sehari-hari, Sansekerta tetap hidup melalui ritual Hindu, ajaran agama Buddha, dan studi akademis. Profesor Rajiv Malhotra, seorang sarjana peradaban India terkemuka, menyatakan, "Sansekerta adalah kunci untuk memahami akar budaya dan intelektual India."
Penggunaan nama-nama yang berasal dari Sansekerta juga menunjukkan pengaruhnya yang berkelanjutan dalam budaya India. Bahasa ini terus dipelajari dan dilestarikan oleh para sarjana dan praktisi spiritual di seluruh dunia.
3. Mandarin: Bahasa dengan Penutur Terbanyak di Dunia
Peradaban Tiongkok, salah satu yang tertua di dunia, memiliki bahasa Mandarin yang diperkirakan berusia sekitar 3.000 tahun. Cikal bakal bahasa Mandarin modern muncul berdasarkan prasasti yang ditemukan pada tulang orakel dari Dinasti Shang.
Saat ini, Mandarin menjadi bahasa dengan penutur terbanyak di dunia, dengan lebih dari satu miliar orang. Li Wei, seorang pengusaha Tionghoa yang berbisnis di seluruh dunia, mengatakan, "Bahasa Mandarin bukan hanya warisan budaya, tetapi juga alat komunikasi global yang penting."
Dengan berbagai dialeknya, Mandarin adalah bahasa resmi di Republik Rakyat Tiongkok dan Taiwan, serta salah satu dari empat bahasa resmi di Singapura. Bahasa ini memainkan peran kunci dalam ekonomi global dan diplomasi internasional.
4. Yunani: Jendela Menuju Peradaban Barat
Bahasa Yunani memiliki sejarah panjang dan kaya, mulai dari karya-karya Homerus hingga pemikiran para filsuf besar seperti Socrates dan Plato. Bentuk tulisan paling awal, Linear B, berasal dari sekitar 3.000 tahun lalu.
Kini, bahasa Yunani modern dituturkan oleh sekitar 13 juta orang. Bahasa ini tetap menjaga hubungan erat dengan akar klasiknya, dengan warisan filsafat, sains, dan seni yang kaya. Dr. Eleni Stavrou, seorang sejarawan dari Universitas Athena, menyebutkan, "Bahasa Yunani adalah jendela menuju peradaban yang membentuk dunia Barat."
Meskipun telah mengalami perubahan dari bahasa Yunani Kuno, bahasa Yunani modern tetap menjadi sumber kebanggaan nasional bagi orang-orang Yunani di seluruh dunia dan terus menjadi subjek studi bagi para sarjana di seluruh dunia.
5. Ibrani: Kebangkitan dari Masa Dormansi
Bahasa Ibrani sempat hampir punah sebagai bahasa lisan. Namun, dihidupkan kembali pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Saat ini, bahasa ini dituturkan oleh lebih dari 9 juta orang, terutama di Israel.
Selain digunakan dalam kitab suci Yahudi, Ibrani menjadi contoh luar biasa bagaimana sebuah bahasa dapat bangkit dari masa dormansinya. Profesor Shimon Peres, seorang ahli bahasa Ibrani modern, mengatakan, "Kebangkitan Ibrani adalah keajaiban linguistik dan budaya."
Kebangkitan Ibrani membuktikan kekuatan tekad dan dedikasi untuk melestarikan warisan budaya. Bahasa ini terus berkembang dan beradaptasi dengan kebutuhan dunia modern, sambil tetap setia pada akarnya yang kuno.
6. Arab: Jembatan Antara Budaya dan Peradaban
Bahasa Arab pertama kali muncul lebih dari 1.500 tahun lalu. Tak hanya digunakan dalam teks keagamaan Islam, bahasa ini juga berkembang pesat dalam bidang ilmu pengetahuan, filsafat, dan sastra klasik.
Hari ini, bahasa Arab dipakai oleh ratusan juta orang di Timur Tengah dan Afrika Utara. Sebagai bahasa resmi di lebih dari 20 negara, bahasa Arab tetap menjadi salah satu bahasa paling berpengaruh di dunia. Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, penguasa Dubai, menyatakan, "Bahasa Arab adalah jembatan antara budaya dan peradaban."
Dengan berbagai dialeknya, bahasa Arab adalah bahasa yang kaya dan kompleks, memainkan peran penting dalam politik, ekonomi, dan budaya dunia. Bahasa ini terus dipelajari dan dilestarikan oleh para sarjana dan praktisi di seluruh dunia.
7. Aram: Harta Karun Linguistik yang Perlu Dilindungi
Aram adalah bahasa kuno yang dulu digunakan luas di Timur Tengah, bahkan diyakini sebagai bahasa yang dituturkan oleh Yesus Kristus. Sekarang, bahasa ini memang terancam punah, tetapi masih ada komunitas kecil di Suriah, Irak, dan Turki yang tetap mempertahankan dialek Aram.
Upaya pelestarian bahasa Aram menjadi sangat penting untuk menjaga warisan budaya yang kaya. Patriark Ignatius Aphrem II, kepala Gereja Ortodoks Suriah, mengatakan, "Bahasa Aram adalah harta karun linguistik yang perlu dilindungi."
Meskipun jumlah penuturnya sedikit, bahasa Aram terus hidup melalui ritual keagamaan, lagu-lagu tradisional, dan cerita rakyat. Komunitas yang tersisa berjuang untuk melestarikan bahasa mereka untuk generasi mendatang.
8. Persia (Farsi): Warisan Sastra Terbesar di Dunia
Persia, atau Farsi, sudah ada lebih dari 2.500 tahun. Bahasa ini melahirkan karya sastra dunia dari penyair besar seperti Rumi dan Hafez.
Saat ini, Farsi masih digunakan di Iran, Afghanistan, dan Tajikistan. Bahasa ini menjadi penghubung lintas budaya di kawasan Asia Tengah dan Timur Tengah. Dr. Ali Asghar Khodadoust, seorang profesor sastra Persia, mengatakan, "Sastra Persia adalah salah satu warisan sastra terbesar di dunia."
Bahasa Persia terus berkembang dan beradaptasi dengan zaman modern, sambil tetap setia pada akarnya yang kuno. Bahasa ini adalah sumber kebanggaan nasional bagi orang-orang Iran, Afghanistan, dan Tajikistan.
9. Latin: Bahasa Ibu Peradaban Barat
Bahasa Latin mungkin tidak lagi menjadi bahasa ibu, tetapi jejaknya masih kuat. Digunakan sejak lebih dari 2.700 tahun lalu di Kekaisaran Romawi, Latin kini tetap hidup melalui dunia akademis, hukum, medis, dan Vatikan.
Selain itu, banyak bahasa modern seperti Prancis, Spanyol, dan Italia yang lahir dari Latin. Kardinal Angelo Sodano, seorang pejabat tinggi Vatikan, menyebutkan, "Latin adalah bahasa ibu dari peradaban Barat."
Meskipun tidak lagi digunakan dalam percakapan sehari-hari, bahasa Latin tetap menjadi bahasa penting untuk studi akademis dan profesional. Banyak istilah ilmiah, hukum, dan medis berasal dari bahasa Latin, menunjukkan pengaruhnya yang berkelanjutan.
10. Jepang: Jembatan Antara Tradisi dan Inovasi
Bahasa Jepang memiliki sejarah lebih dari 2.000 tahun, dengan kombinasi unik aksara kanji (asal Tiongkok) dan huruf kana (hiragana dan katakana).
Dipakai oleh lebih dari 120 juta orang, bahasa Jepang berhasil menjaga tradisi kuno sambil terus beradaptasi dengan era digital. Dari manga hingga teknologi, bahasa ini membuktikan dirinya tetap relevan di zaman modern. Masayoshi Son, pendiri SoftBank, mengatakan, "Bahasa Jepang adalah jembatan antara tradisi dan inovasi."
Bahasa Jepang terus berkembang dan beradaptasi dengan dunia modern, sambil tetap setia pada akarnya yang kuno dan menjadi sumber kebanggaan nasional bagi orang-orang Jepang di seluruh dunia.
Bahasa-bahasa ini bukan sekadar alat komunikasi, melainkan catatan hidup tentang perjalanan peradaban manusia. Dari kuil kuno di India hingga layar ponsel pintar di Jepang, mereka menghubungkan masa lalu dengan masa kini.