Benarkah Dana untuk MBG 2026 Tidak Akan Menyentuh Anggaran Sektor Lain?
Program Makan Bergizi Gratis (MBG), salah satu prioritas pemerintah yang direncanakan mulai berjalan pada 2026, menuai rasa ingin tahu publik. Pertanyaan utama yang muncul adalah dari mana dana program ini akan diperoleh. Kekhawatiran pun muncul, akankah anggaran MBG menggerogoti pos anggaran lain seperti pendidikan atau kesehatan? Badan Gizi Nasional (BGN) turun tangan untuk memberikan penjelasan.
Bantahan BGN: Dana MBG Aman, Sektor Lain Tak Terusik
Kabar baik datang dari Wakil Kepala BGN, Nanik S Deyang. Ia memastikan bahwa anggaran untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) sudah dialokasikan secara khusus dan tidak akan mengambil dana dari sektor lain, termasuk pendidikan. Penegasan ini disampaikan saat gelar wicara bertajuk "Upaya Meningkatkan Kualitas Gizi Bangsa Melalui Program MBG" di Jakarta.
"Sudah ada anggaran khusus untuk MBG, jadi tidak akan mengambil dari sektor pendidikan atau sektor lainnya. Tidak," tegas Nanik. Ia menambahkan bahwa pemerintah telah menyiapkan berbagai opsi sumber pendanaan alternatif, sehingga sektor-sektor penting lain tidak perlu dikorbankan.
Dari Devisa hingga Uang Koruptor: Sumber Dana MBG Diungkap
Lantas, dari mana sebenarnya dana untuk MBG ini akan didapatkan? Nanik membeberkan beberapa potensi sumber pendanaan yang bisa dimanfaatkan pemerintah. Salah satunya adalah pengelolaan devisa negara yang lebih efisien. Pemerintah bisa mengurangi impor komoditas pangan tertentu, misalnya beras, sehingga devisa yang berhasil dihemat bisa dialokasikan untuk program MBG.
Selain itu, Nanik juga menyinggung kemungkinan pemanfaatan uang sitaan dari kasus-kasus korupsi sebagai sumber dana MBG. "Sekarang kan demikian gencarnya mendapatkan uang-uang baru yang dari korupsi-korupsi aja udah banyak banget kita dapatkan ya. Kita ambil dari yang koruptor-koruptor," ungkapnya.
Menurutnya, pemanfaatan uang hasil korupsi untuk program sosial seperti MBG akan memberikan dampak positif yang lebih besar bagi masyarakat luas, sekaligus menjadi bentuk pertanggungjawaban yang nyata atas kejahatan korupsi.
Target 82,9 Juta Penerima Manfaat, Butuh Dana Ratusan Triliun
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menyampaikan target ambisius pemerintah untuk menjangkau 82,9 juta penerima manfaat program MBG pada Maret 2026. Target ini sedikit mundur dari perkiraan awal yang menargetkan pencapaian sebelum akhir tahun. "Sehingga diperkirakan tahun 2026 Maret, itu kita sudah bisa mencapai 82,9 juta dengan harapan tidak ada risiko satu orang pun. Insya Allah, mohon doanya," ujar Zulkifli Hasan pada Selasa, 21 Oktober 2025, saat acara Refleksi Satu Tahun Kemenko Pangan di Jakarta Pusat.
Namun, target besar ini tentu membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Nanik S Deyang menjelaskan bahwa untuk mencapai target 82,9 juta penerima manfaat, dibutuhkan dana sekitar Rp 351 triliun hingga Rp 400 triliun.
Anggaran Awal BGN Jauh dari Kata Cukup
Nanik mengungkapkan bahwa anggaran yang diterima BGN untuk tahun 2025 adalah sebesar Rp 71 triliun. Angka ini jauh dari ideal jika ingin menjangkau 82,9 juta penerima manfaat. "Dari awal kan targetnya cuma Rp 71 triliun. Padahal kalau memang 82,9 (juta orang) itu nilainya sekitar Rp 351 (triliun) sampai Rp4 00 triliun. Artinya kan bukan target 82,9 (juta orang), target kita kan Rp71 triliun," jelasnya.
Kesenjangan antara anggaran yang tersedia dengan kebutuhan riil menjadi tantangan tersendiri bagi BGN dalam mewujudkan program MBG sesuai target yang ditetapkan.
Target Penerima Manfaat Disesuaikan dengan Anggaran
Dengan anggaran sebesar Rp 71 triliun, BGN menargetkan jumlah penerima manfaat MBG hingga akhir tahun ini mencapai sekitar 40 juta orang. "Jumlah penerima manfaat sekarang kan 36 juta (orang), insyaallah bisa 40 juta (penerima manfaat)," kata Nanik.
Upaya untuk memaksimalkan jangkauan program dengan anggaran terbatas terus dilakukan. BGN berupaya mencari solusi inovatif dan efisien dalam pelaksanaan program, termasuk menjalin kerjasama dengan berbagai pihak terkait.
Meskipun target awal 82,9 juta penerima manfaat baru bisa dicapai pada Maret 2026, BGN tetap berkomitmen untuk memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat, khususnya dalam meningkatkan kualitas gizi anak-anak Indonesia. Program MBG diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mewujudkan generasi penerus bangsa yang sehat, cerdas, dan produktif. Implementasi program akan terus dievaluasi dan disempurnakan agar semakin efektif dan efisien.