Gak Mau Kulit Gosong? Hindari Matahari Terik di Jam-Jam Krusial Ini Kata BMKG!

Table of Contents
Gak Mau Kulit Gosong? Hindari Matahari Terik di Jam-Jam Krusial Ini Kata BMKG!


Indonesia tengah menghadapi cuaca panas terik! Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap sengatan matahari, terutama di jam-jam tertentu. Bagaimana cara melindungi diri? Simak informasi berikut.

Suhu Panas Meningkat di Indonesia

Sejumlah wilayah di Indonesia merasakan dampak gelombang panas. BMKG mencatat, suhu maksimum bahkan mencapai 37,6°C di beberapa daerah. Kombinasi antara gerak semu matahari dan pengaruh monsun Australia menjadi penyebab utama kondisi ekstrem ini.

"Kondisi ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga akhir Oktober atau bahkan awal November," kata seorang analis BMKG, menekankan pentingnya antisipasi. Tak hanya kesehatan, sektor pertanian dan ketersediaan air bersih juga berpotensi terpengaruh.

Menurut BMKG, peningkatan suhu ini bukan sekadar fluktuasi musiman biasa. Dominasi udara kering dan minimnya awan memperparah efek pemanasan, membuat suhu terasa lebih panas dari biasanya. Kondisi ini diperkirakan masih akan berlangsung beberapa minggu ke depan.

Wilayah Mana Saja yang Terdampak?

Data BMKG menunjukkan bahwa suhu di atas 35°C tersebar luas di berbagai wilayah Indonesia. Nusa Tenggara menjadi salah satu daerah yang paling merasakan dampaknya. Selain itu, Jawa (dari barat hingga timur), Kalimantan (barat dan tengah), Sulawesi (selatan dan tenggara), serta sebagian Papua juga mengalami peningkatan suhu.

Andri Ramdhani, Direktur Meteorologi Publik BMKG, menjelaskan bahwa suhu maksimum yang terus tinggi di banyak wilayah menunjukkan kondisi cuaca panas yang berkelanjutan. "Hal ini didukung oleh dominasi massa udara kering dan minimnya tutupan awan," jelasnya, menekankan efek rumah kaca alami yang memperkuat intensitas panas matahari.

Pada 12 Oktober 2025, Kapuas Hulu (Kalimantan Barat), Kupang (NTT), dan Majalengka (Jawa Barat) mencatat suhu tertinggi, yaitu 36,8°C. Meskipun sempat sedikit menurun menjadi 36,6°C di Sabu Barat (NTT) pada 13 Oktober 2025, suhu tinggi tetap menjadi perhatian. Para ahli menduga perubahan iklim global menjadi salah satu faktor yang memicu peningkatan suhu ekstrem ini.

Pemerintah daerah setempat telah bersiap dengan menyiagakan pusat kesehatan dan memberikan edukasi kepada masyarakat. Namun, koordinasi yang lebih erat antara pemerintah pusat dan daerah diperlukan untuk mengatasi dampak jangka panjang perubahan iklim.

Kiat Aman dari Sengatan Matahari: Hindari Jam 10 Pagi - 4 Sore

Guswanto, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, mengingatkan masyarakat untuk tidak meremehkan bahaya paparan panas ekstrem. Ia menyarankan agar masyarakat menghindari paparan langsung sinar matahari antara pukul 10.00 hingga 16.00 WIB, saat radiasi matahari paling kuat.

"Paparan sinar matahari langsung pada jam-jam tersebut dapat menyebabkan dehidrasi, heatstroke, dan kerusakan kulit," jelas Guswanto. Kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit kronis perlu perhatian khusus dan sebaiknya menghindari aktivitas di luar ruangan saat puncak panas.

Selain menghindari paparan langsung, BMKG juga mengimbau untuk menggunakan pelindung diri seperti topi, kacamata hitam, payung, dan tabir surya (sunscreen). "Penggunaan tabir surya dengan SPF minimal 30 sangat dianjurkan," tegas Guswanto.

Tips Tambahan Melindungi Diri dari Panas Ekstrem:

Berikut beberapa tips tambahan yang bisa Anda lakukan:

* Perbanyak Minum Air Putih: Pastikan tubuh selalu terhidrasi dengan minum air putih secara teratur, bahkan sebelum merasa haus.

* Kurangi Aktivitas Berat di Luar Ruangan: Hindari aktivitas fisik berat saat cuaca panas. Jika terpaksa, lakukan secara bertahap dan istirahatlah di tempat teduh.

* Pakaian Longgar dan Berwarna Terang: Pakaian longgar dan berwarna terang membantu menjaga tubuh tetap sejuk. Hindari pakaian ketat dan gelap.

* Manfaatkan Kipas Angin atau AC: Gunakan kipas angin atau AC untuk menyejukkan ruangan. Pastikan ventilasi ruangan baik.

* Perhatikan Kesehatan: Jika merasa pusing, mual, atau lemas, segera cari pertolongan medis. Jangan ragu menghubungi petugas kesehatan jika mengalami gejala heatstroke.

BMKG terus memantau perkembangan cuaca dan memberikan informasi terbaru. Masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti informasi resmi dari BMKG dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan. Kewaspadaan dan persiapan adalah kunci menghadapi cuaca ekstrem ini.

Hendra Jaya
Hendra Jaya Saya Hendra Jaya, penulis berita teknologi yang senang berbagi tren digital, inovasi, dan perkembangan dunia startup.