Kisah di Balik Patung Jenderal Sudirman yang Akan Pindah, Ada Apa?
Kabar mengejutkan datang dari jantung Jakarta! Patung Jenderal Sudirman yang ikonik di kawasan Dukuh Atas, yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari lanskap kota sejak 2003, akan dipindahkan. Keputusan ini tentu menimbulkan rasa penasaran: mengapa patung yang begitu dihormati ini harus bergeser dari tempatnya?
Rencana Pemindahan Patung Jenderal Sudirman
Rupanya, pemindahan patung ini adalah konsekuensi dari proyek besar: integrasi Stasiun Karet dan Stasiun Sudirman Baru. Menurut Menteri Perhubungan, rencana ini sudah dibicarakan matang-matang dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Pertemuan penting pada 29 September 2025 itu membahas detail proyek, termasuk bagaimana merelokasi patung yang sudah menjadi landmark ini.
"Ada kemungkinan memindahkan Patung Jenderal Besar Sudirman. Semula berada di sisi selatan, akan dipindahkan lebih mendekati ke arah Jalan MH Thamrin," ujar Menteri Perhubungan, seperti dikutip pada 4 Oktober 2025.
Lokasi pasti dan jadwal relokasi memang belum diumumkan. Namun, rencana ini sudah memicu perbincangan hangat di masyarakat. Banyak yang menyayangkan pemindahan ini, mengingat nilai sejarah dan ikonik patung tersebut. Meski begitu, pemindahan ini dianggap penting demi kelancaran dan efisiensi transportasi publik di pusat kota Jakarta.
Siapa Sebenarnya Jenderal Sudirman?
Riwayat Hidup dan Perjuangan Sang Jenderal
Jenderal Sudirman, pahlawan besar kemerdekaan Indonesia, lahir dengan nama Soedirman pada 24 Januari 1916. Ia menimba ilmu di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) dan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) Wiworotomo Cilacap. Sejak remaja, Sudirman aktif di kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) dan Hizbul Wathon (HW). Sebelum menjadi tentara, ia sempat menjadi guru di HIS Muhammadiyah Cilacap.
Pada masa pendudukan Jepang, Sudirman terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah mewakili Cilacap. Inilah awal mula keterlibatannya dalam perjuangan kemerdekaan. Saat perang kemerdekaan berkobar, Sudirman diangkat menjadi Komandan Resimen Divisi V dengan pangkat kolonel. Puncaknya, pada Konferensi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) tanggal 12 November 1945, ia terpilih sebagai Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat.
Pengangkatan ini adalah tonggak penting dalam karir militernya. Tak lama kemudian, Sudirman dilantik menjadi Panglima Besar Angkatan Perang RI dengan pangkat Jenderal. Dikenal dengan kepemimpinan yang kuat dan semangat pantang menyerah, Jenderal Sudirman memimpin gerilya melawan penjajah Belanda meski dalam kondisi sakit. Beliau wafat pada 29 Januari 1950 di usia muda, 34 tahun. Namun, semangat perjuangannya terus menginspirasi bangsa.
Filosofi di Balik Gestur Hormat Patung Jenderal Sudirman
Patung Jenderal Sudirman yang ikonik dengan gestur hormatnya adalah karya seni dari seniman Bandung, Edi Sunaryo. Pembuatan patung ini didanai keluarga dan disumbangkan kepada Pemprov DKI Jakarta pada masa Gubernur Sutiyoso, sekitar tahun 2003-2004. Gestur hormat ini selalu mengundang perhatian dan berbagai interpretasi.
Bahkan, salah satu adegan di film "Naga Bonar Jadi Dua" sempat menyinggung pose hormat Jenderal Sudirman kepada warga yang berlalu-lalang. Namun, cucu Jenderal Sudirman, Ganang Sudirman, menjelaskan bahwa gestur hormat itu adalah representasi keinginan Jenderal Sudirman untuk menghormati rakyat.
"Kami bikin menghormat, karena beliau ingin menghormati kepada rakyat," kata Ganang Sudirman, seperti dikutip dari perbincangannya dengan pada 12 November 2015. Menurutnya, Jenderal Sudirman adalah seorang pemangku jabatan, dan sebagai pemangku jabatan, ia harus menghormati pihak yang memberikan jabatan tersebut, yaitu rakyat. Sudirman terpilih menjadi Panglima bukan oleh presiden, melainkan oleh para Panglima Kodam yang kemudian melantik presiden.
Ganang juga mengungkapkan bahwa makna gestur hormat ini pernah ditanyakan oleh beberapa mantan Panglima TNI, termasuk Jenderal (Purn) Wiranto. "Pak Wiranto sempat tanya, 'kenapa kau buat itu hormat, kasihanlah, itu ikon kami', oh ndak bapak, itulah Soedirman, Soedirman nggak mau dihormati, ingin menghormati siapapun juga," jelas Ganang. Ia menambahkan bahwa tangan Jenderal Sudirman tidak akan diturunkan dari posisi hormatnya selama amanahnya masih ada.
Di Mana Saja Patung Jenderal Sudirman Berdiri?
Selain di Dukuh Atas, Jakarta, patung Jenderal Sudirman juga berdiri tegak di beberapa kota lain di Indonesia, sebagai penghormatan atas jasa-jasanya:
* Yogyakarta, saksi bisu perjuangan gerilya Jenderal Sudirman. * Surabaya, kota pahlawan dengan sejarah panjang perlawanan. * Pacitan, kota kecil yang juga menghormati jasa Jenderal Sudirman. * Purwokerto, tempat Jenderal Sudirman menghabiskan masa kecilnya. * Alor, pulau di Nusa Tenggara Timur yang turut mengabadikan sosoknya.
Keberadaan patung Jenderal Sudirman di berbagai kota ini menjadi pengingat bagi generasi muda akan semangat perjuangan, nasionalisme, dan pengabdian kepada bangsa. Hingga saat ini, belum ada informasi detail mengenai lokasi baru Patung Jenderal Sudirman. Masyarakat pun menantikan kabar kelanjutan rencana pemindahan patung yang menjadi salah satu ikon Kota Jakarta.