Kisah Inspiratif Henry Samueli, Dari Profesor Biasa Jadi Miliarder dengan Harta Fantastis

Table of Contents
Kisah Inspiratif Henry Samueli, Dari Profesor Biasa Jadi Miliarder dengan Harta Fantastis


Dari ruang kelas bengkel listrik hingga daftar miliarder Forbes, inilah kisah inspiratif Henry Samueli. Profesor teknik elektro UCLA ini, yang dulunya mengajar dan meneliti, kini dikenal sebagai salah satu orang terkaya di dunia, dengan kekayaan mencapai $31,1 miliar atau sekitar Rp 516,4 triliun per 5 Oktober 2025. Bagaimana seorang akademisi bisa mencapai kesuksesan finansial yang luar biasa ini?

Sentuhan Pertama dengan Dunia Listrik di Masa SMP

Ketertarikan Samueli pada dunia kelistrikan muncul sejak remaja. Saat SMP, ia mengambil kelas bengkel listrik. Tugas pertamanya adalah membuat radio kristal. Namun, Samueli merasa kurang tertantang dan meminta izin untuk membuat radio lima tabung Graymark yang lebih rumit.

"Saya mengerjakan proyek itu setiap malam," kenang Samueli, dikutip dari Samueli Foundation. "Ada ratusan sambungan yang harus disolder. Butuh waktu satu semester penuh untuk menyelesaikannya. Ketika saya membawa radio itu ke kelas, mencolokkannya, dan suara keluar, saya benar-benar terpesona. Sejak saat itu, saya menjadikan pencarian cara kerja radio sebagai misi hidup saya."

Guru bengkelnya terkesan dengan dedikasi dan kemampuan Samueli, hingga memberinya nasihat berharga. "Dia bilang, 'Henry, sejujurnya, saya tidak menyangka kamu bisa melakukan ini. Kamu memiliki bakat yang istimewa. Saya rasa kamu harus menekuni teknik elektro sebagai karier. Kamu akan mencapai sesuatu yang besar suatu hari nanti,'" cerita Samueli.

Perjalanan Akademis dan Profesional: Dari UCLA Hingga TRW Inc

Dorongan dari sang guru memotivasi Samueli untuk mendalami teknik elektro di UCLA. Ia memilih UCLA karena dekat dengan rumah, program tekniknya yang berkualitas, dan biaya pendidikannya terjangkau. Setelah meraih gelar doktor pada tahun 1980, Samueli mengakui bahwa pemahamannya tentang cara kerja radio baru benar-benar mendalam beberapa tahun kemudian. Ia kemudian bergabung dengan TRW Inc, sebuah perusahaan di bidang komunikasi pertahanan, dan terlibat dalam proyek-proyek berteknologi tinggi.

"Ini adalah kesempatan yang luar biasa untuk belajar, karena kami berurusan dengan teknologi super tinggi, teknologi terhebat saat itu. Dengan anggaran yang besar, kami bisa membangun hal-hal yang sangat canggih," jelasnya.

Selama periode 1980-1985, Samueli mengembangkan sistem komunikasi pita lebar militer, serta menduduki posisi manajemen teknik di Divisi Elektronika dan Teknologi TRW. Di sela-sela kesibukannya, ia mengajar kelas sirkuit dan pemrosesan sinyal di UCLA, serta kelas desain sirkuit di California State University, Northridge.

Mengajar dan Meneliti di UCLA: Menginspirasi Generasi Penerus

Samueli meyakini bahwa insinyur berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup. "Menjadi seorang insinyur sangat bermakna... membuat kehidupan orang-orang menjadi lebih baik dengan menerapkan matematika dan sains," ujarnya kepada para mahasiswanya.

Setelah meninggalkan TRW, Samueli menjadi asisten profesor teknik elektro di UCLA. Ia juga aktif mengajar di UC Irvine (UCI) sebagai Distinguished Adjunct Professor. Di UCLA, ia memimpin penelitian tentang sirkuit komunikasi pita lebar dan pemrosesan sinyal digital, menghasilkan lebih dari 100 makalah teknis.

Menurut data dari UC Irvine, Samueli adalah penemu dalam 70 paten Amerika Serikat. Penelitiannya berfokus pada pengembangan chip untuk pita lebar digital, khususnya chip komponen utama modem digital berkinerja tinggi.

Terobosan Modem Pita Lebar Digital: Inovasi yang Mengubah Segalanya

Tim yang dipimpin Samueli mengembangkan chip untuk pita lebar digital, terutama berbagai chip komponen utama modem digital berkinerja tinggi. Modem pita lebar digital dengan kecepatan lebih dari 10 megabit per ini dirancang untuk mengatasi masalah akses internet lambat melalui saluran telepon dan keterbatasan saluran TV kabel pada era 1990-an.

Inovasi ini membuka jalan bagi komunikasi kabel dan nirkabel pada berbagai perangkat, dan menjadi fondasi kesuksesannya di dunia bisnis.

Broadcom Corporation: Mengubah Riset Menjadi Realitas Bisnis

Pada tahun 1991, Samueli bersama mantan rekannya di TRW dan mahasiswa pascasarjana UCLA, Henry Nicholas, mendirikan Broadcom Corporation. Tujuan mereka adalah mengkomersialkan teknologi yang telah mereka kembangkan. Desain modem Broadcom menarik perhatian perusahaan Scientific Atlanta dan General Instrument, yang merupakan pesaing. Masing-masing berinvestasi USD 1 juta (sekitar Rp 16,5 miliar), dengan total saham 10 persen di startup ini.

Pendanaan tersebut memungkinkan Broadcom untuk terus mengembangkan modem digital, sekaligus mengurangi biaya dengan menempatkan semua fungsi dalam satu chip. Samueli kemudian mengambil cuti dari UCLA mulai tahun 1995 hingga saat ini.

IPO Broadcom: Lahirnya Ratusan Jutawan Baru

Produk komersial pertama Broadcom adalah chip tunggal modem digital dan chip Ethernet digital. Kesuksesan produk-produk ini membawa Broadcom melantai di bursa pada tahun 1998 dengan valuasi USD 1 miliar (sekitar Rp 16,5 triliun). Hal ini membuat Samueli dan sekitar 320 karyawannya yang memiliki saham perusahaan menjadi kaya raya. Valuasi Broadcom terus meningkat hingga mencapai lebih dari USD 60 miliar. Saham Samueli diperkirakan bernilai sekitar USD 10 miliar (sekitar Rp 165 triliun), sedangkan saham karyawannya rata-rata mencapai USD 6 juta (sekitar Rp 99,7 miliar).

Meskipun sempat tersandung skandal dugaan pemunduran tanggal opsi saham dari Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), Samueli dinyatakan tidak bersalah oleh pengadilan.

Pengakuan dan Penghargaan: Atas Kontribusi Bagi Dunia

Atas kontribusinya dalam teknologi komunikasi dan jaringan pita lebar, kesuksesan kewirausahaannya, dan kegiatan filantropinya untuk memajukan pendidikan science, technology, engineering, and mathematics (STEM), Samueli dianugerahi Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) Medal of Honor 2025. "Penghargaan ini merupakan validasi atas kerja keras dan dedikasi yang telah kami curahkan selama bertahun-tahun," ujar Samueli dalam sebuah pernyataan.

Penghargaan lainnya adalah Marconi Society Prize and Fellowship 2012, yang diberikan kepada inovator di bidang teknologi informasi dan komunikasi yang memberikan kontribusi signifikan terhadap kemajuan kehidupan manusia dan inklusivitas digital.

UCLA Samueli School of Engineering: Sebuah Penghargaan Abadi

Sebagai bentuk apresiasi atas kontribusinya, nama Henry Samueli diabadikan pada fakultas teknik kampusnya, menjadi UCLA Samueli School of Engineering. Ini adalah bukti nyata perjalanan panjang seorang profesor teknik elektro yang berhasil mengubah dunia dengan inovasi dan dedikasinya. Kisah Henry Samueli adalah inspirasi bagi para akademisi, insinyur, dan pengusaha di seluruh dunia bahwa kesuksesan dapat diraih melalui kerja keras, inovasi, dan semangat pantang menyerah. Lahir pada 20 September 1954, kini di usia 71 tahun, Henry Samueli terus menginspirasi dunia.

Hendra Jaya
Hendra Jaya Saya Hendra Jaya, penulis berita teknologi yang senang berbagi tren digital, inovasi, dan perkembangan dunia startup.