Miris! Kenapa Bullying di Sekolah Makin Ngeri di Tahun 2025?

Table of Contents
Miris! Kenapa Bullying di Sekolah Makin Ngeri di Tahun 2025?


Bullying, mimpi buruk yang seolah tak berkesudahan, terus menghantui dunia pendidikan Indonesia. Bahkan, di tahun 2025, fenomena ini justru menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Apa sebenarnya yang menyebabkan lingkaran kekerasan ini terus berlanjut?

Deretan Kasus Bullying di Dunia Pendidikan Indonesia Tahun 2025

Ironis, di tengah upaya meningkatkan mutu pendidikan dan menanamkan nilai-nilai luhur, laporan mengenai perundungan justru mengalami peningkatan yang signifikan sepanjang tahun 2025. Kekerasan, baik fisik maupun verbal, mencoreng catatan dunia pendidikan, dari Sumatera hingga Bali. Berikut beberapa kasus yang mencuat:

Bullying di Muratara, Sumatera Selatan: Video Viral Ungkap Kekerasan

Kasus yang terjadi di Muratara, Sumatera Selatan, menjadi perhatian publik setelah sebuah video viral memperlihatkan seorang siswi SMP menjadi korban bullying dan penganiayaan oleh teman-temannya. Peristiwa yang terjadi pada Rabu siang, 15 Oktober 2025 itu, mirisnya disaksikan dan direkam oleh siswa lainnya.

Dalam video berdurasi 3 menit tersebut, pelaku terlihat menjambak rambut, memukul kepala korban, bahkan menendangnya hingga tersungkur. Ipda Budiman, Kanit PPA Satreskrim Polres Muratara, mengonfirmasi bahwa kepolisian telah mengamankan terduga pelaku atas permintaan keluarga untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. "Iya benar, jadi terlapor ini minta diamankan… agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," ujarnya.

Konawe, Sulawesi Tenggara: Kursi Ditarik, Siswi Cedera Tulang Ekor?

Di Konawe, Sulawesi Tenggara, seorang siswi MTS Negeri 1 Konawe, AM (12), mengalami cedera tulang ekor setelah terjatuh akibat kursinya diduga ditarik oleh temannya pada Rabu, 15 Oktober. Orang tua korban telah melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian.

Sugiarto, ayah korban, mengungkapkan bahwa putrinya masih kesulitan bergerak akibat kejadian tersebut. Pihak sekolah, melalui Kepala MTSN 1 Konawe, Nyuheri Slamet, telah memberikan keterangan kepada polisi dan menepis dugaan perundungan. "Kami tidak menutupi apa pun. Ini murni kecelakaan, bukan bullying," tegas Nyuheri. Meski demikian, penyelidikan oleh pihak berwajib terus berlanjut untuk memastikan penyebab pasti insiden tersebut.

Grobogan, Jawa Tengah: Siswa SMP Meninggal Dunia Usai Perkelahian

Tragedi memilukan terjadi di Grobogan, Jawa Tengah, di mana seorang siswa SMP, ABP, diduga meninggal dunia akibat bullying. Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Artanto, menjelaskan bahwa korban terlibat perkelahian dengan dua anak yang berbeda pada hari yang sama.

"Jadi pagi hari itu sempat korban ada perkelahian dengan satu anak. Lalu siangnya sebelum meninggal itu dengan satu anak yang lain," jelas Artanto. Dalam perkelahian kedua, korban sempat jatuh dan mengalami kejang-kejang sebelum akhirnya meninggal dunia. Polisi tengah melakukan pendalaman untuk menetapkan tersangka dalam kasus ini.

Sulawesi Barat: Anak Kepala SMK Bully Teman Karena Masalah Sampah

Di Sulawesi Barat, seorang siswi SMK Balanipa berinisial RA (16) dikeluarkan dari sekolah karena menganiaya teman sekelasnya, SA (16). Ironisnya, pelaku diketahui merupakan anak dari Kepala SMK Balanipa.

Aksi perundungan tersebut dipicu oleh kekesalan pelaku terhadap korban yang dinilai lalai dalam melaksanakan tugas piket kebersihan. "Sebenarnya sepele, masalah buang sampah saja… kenapa tidak mau buang sampah," ungkap Kapolsek Tinambung Iptu M Azharil Naufal. Kasus ini menyoroti pentingnya pengawasan dan penegakan disiplin yang adil di lingkungan sekolah, tanpa memandang status atau jabatan.

Palopo, Sulawesi Selatan: Pengeroyokan Terekam Kamera, Korban Babak Belur

Kasus kekerasan juga terjadi di Palopo, Sulawesi Selatan, di mana seorang siswa SMPN 13 Kambo dikeroyok oleh lima siswa lainnya hingga babak belur. Aksi pengeroyokan tersebut terekam kamera dan videonya viral di media sosial.

Menurut Kasi Humas Polres Palopo, AKP Supriadi, keluarga korban telah melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian dan kasusnya sedang ditangani oleh Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA). Motif di balik pengeroyokan tersebut masih dalam penyelidikan.

Purwakarta: Dugaan Bullying di MTS, Luka Memar di Wajah dan Tubuh

Masyarakat Purwakarta juga diresahkan dengan dugaan kasus bullying yang menimpa sejumlah siswa di sebuah Madrasah Tsanawiyah (MTS). Sejumlah korban mengalami luka memar di wajah dan tubuh setelah diduga dianiaya oleh teman satu sekolahnya.

Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kemenag Purwakarta, Munir Huda, membenarkan adanya peristiwa tersebut dan mengungkapkan bahwa penyelidikan internal menunjukkan adanya perselisihan antara kelompok senior dan junior di lingkungan asrama yang menjadi pemicu aksi kekerasan.

Lampung: Korban Bullying Nekat Membunuh Teman Sekolah dengan Gunting

Di Lampung, seorang siswa SMP 12 Krui Kabupaten Pesisir Barat menjadi korban bullying yang berujung tragis. Korban perundungan tersebut nekat membunuh teman sekolahnya dengan gunting.

Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Yuni Iswandari, menjelaskan bahwa pelaku telah mengalami perundungan sebanyak lima kali sebelum akhirnya melakukan tindakan kekerasan. "Hasil penyelidikan dan keterangan pelaku ini rupanya telah lima kali terjadi perundungan atau pembullyan yang dilakukan oleh korban," ungkap Yuni.

Universitas Udayana Bali: Mahasiswa Diduga Bunuh Diri Akibat Bullying

Tragedi serupa terjadi di lingkungan perguruan tinggi, di mana seorang mahasiswa Universitas Udayana Bali, TAS (22), diduga melakukan bunuh diri setelah mengalami bullying dari sejumlah mahasiswa lainnya. TAS diduga melompat dari lantai empat gedung.

Pihak FISIP Unud telah melakukan rapat pembahasan dan menyerahkan kasus ini kepada Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (Satgas PPK) Unud untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.

Wonosobo, Jawa Tengah: Siswa SD Meninggal Dunia, Diduga Akibat Bullying

Di Wonosobo, Jawa Tengah, seorang siswa kelas 3 SD, TA (9), meninggal dunia diduga akibat bullying. Kepolisian kemudian melakukan ekshumasi untuk mengungkap penyebab kematiannya.

Dedi Hendi Kusuma (34), ayah korban, mengungkapkan bahwa anaknya sempat mengaku sakit perut setelah dipukul temannya di sekolah.

Rangkaian kasus bullying di berbagai jenjang pendidikan sepanjang tahun 2025 ini menjadi alarm bagi seluruh elemen masyarakat. Dibutuhkan upaya komprehensif dan terpadu dari keluarga, sekolah, pemerintah, dan masyarakat untuk mencegah dan menanggulangi bullying. Peningkatan pengawasan, penegakan disiplin, penanaman nilai-nilai karakter, dan edukasi mengenai dampak bullying perlu dilakukan secara berkelanjutan. Hanya dengan sinergi dan komitmen bersama, lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan kondusif bagi tumbuh kembang anak dapat terwujud.

Hendra Jaya
Hendra Jaya Saya Hendra Jaya, penulis berita teknologi yang senang berbagi tren digital, inovasi, dan perkembangan dunia startup.