Mitos Tawon Gung, Fakta di Balik Sengatan Maut yang Merenggut Nyawa Nenek

Table of Contents
Mitos Tawon Gung, Fakta di Balik Sengatan Maut yang Merenggut Nyawa Nenek


Mitos Tawon Gung, Fakta Sengatan Maut yang Renggut Nyawa Nenek di Bantul

Kabar duka menyelimuti Wirosutan, Srigading, Sanden, Bantul, DI Yogyakarta. Seorang wanita lanjut usia, Walbiyah (65), dilaporkan meninggal dunia pada Selasa (7/10/2025) sekitar pukul 15.00 WIB, setelah menjadi korban sengatan serangga. Awalnya, insiden ini dikaitkan dengan serangan tawon gung yang dikenal berbahaya. Namun, apa sebenarnya yang terjadi? Mari kita bedah fakta di balik tragedi ini, meluruskan mitos seputar tawon gung, dan memberikan panduan pertolongan pertama saat disengat, demi meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan masyarakat.

Tragedi di Bantul: Sengatan Serangga Merenggut Nyawa

Warga Bantul dikejutkan oleh peristiwa tragis yang menimpa seorang nenek akibat serangan serangga penyengat. Kejadian ini memicu kekhawatiran, terutama karena dugaan awal mengarah pada tawon gung, serangga yang reputasinya memang cukup menakutkan. Tapi, apakah benar tawon gung pelakunya?

- Kejadian Nahas

Iptu Rita Hidayanto, Kepala Seksi Humas Polres Bantul, mengungkapkan kronologi kejadian bermula saat Suhartini, seorang saksi mata, tengah menyapu halaman rumah. Tanpa diduga, sekelompok serangga menyerbunya, sontak membuatnya berteriak panik. Teriakan Suhartini terdengar oleh tetangga yang langsung menyuruhnya menyelamatkan diri. "Setelah saksi lari, korban atas nama Walbiyah kebetulan lewat di lokasi kejadian," jelas Iptu Rita pada Rabu (8/10/2025).

Sayang, Walbiyah menjadi sasaran kawanan serangga tersebut. Sengatan bertubi-tubi membuatnya tak sadarkan diri. Warga sekitar bergegas memberikan pertolongan pertama. Anak Walbiyah segera membawa ibunya ke RSUD Saras Adyatma, Bambanglipuro, Bantul. Meski telah diupayakan, nyawa Walbiyah tak tertolong dan ia dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit.

Identifikasi Serangga: Bukan Tawon Gung?

Pasca-kejadian, identifikasi jenis serangga yang menyerang Walbiyah menjadi sangat penting. Meski dugaan awal mengarah pada tawon gung, Prof Tri Atmowidi, seorang pakar serangga dari IPB University, memberikan perspektif berbeda. Berdasarkan analisis foto-foto yang beredar, Prof Tri meyakini bahwa serangga yang menyerang di Bantul bukanlah tawon gung, melainkan lebah hutan besar (Apis dorsata).

"Dari ciri sarangnya, tampaknya itu bukan sarang tawon, melainkan sarang lebah besar yang hanya terdiri dari satu sisiran besar dan biasa menggantung di batang pohon tinggi," terang Prof Tri. Perbedaan ini krusial untuk menghindari kesalahpahaman dan membantu masyarakat mengambil langkah pencegahan yang tepat.

Tawon Gung vs. Lebah Hutan: Mengenali Perbedaannya

Agar lebih waspada dan terhindar dari salah persepsi, penting untuk memahami perbedaan antara tawon gung dan lebah hutan. Karakteristik fisik dan perilaku keduanya berbeda, sehingga penanganannya pun tak bisa disamakan.

Mengenal Tawon Gung (Vespa affinis / Vespa velutina)

Tawon gung, dengan nama ilmiah Vespa affinis atau Vespa velutina, memiliki ciri fisik yang khas. "Badan tawon gung cenderung ramping dengan warna coklat kehitaman," jelas Prof Tri. Selain itu, tawon ini memiliki belang mencolok di bagian perutnya, sebagai salah satu ciri pembeda. Tawon gung terkenal agresif dan mampu menyengat berkali-kali.

Ciri-ciri Lebah Hutan (Apis dorsata)

Lebah hutan (Apis dorsata), sebaliknya, memiliki ciri yang berbeda. Ukuran tubuhnya relatif lebih besar, sekitar 17-20 mm. Warnanya coklat dengan belang kuning kecoklatan di bagian abdomen. "Lebah hutan memiliki perilaku sangat defensif dan tidak bisa dibudidayakan karena sering migrasi," tambah Prof Tri. Lebah hutan hanya bisa menyengat sekali, karena sengatnya akan tertinggal di kulit korban.

Bahaya Sengatan: Reaksi Alergi dan Dampak Serius

Baik sengatan lebah hutan maupun tawon gung berpotensi membahayakan kesehatan, terutama bagi mereka yang memiliki alergi. Reaksi alergi terhadap sengatan serangga bisa bervariasi, dari gejala ringan hingga kondisi yang mengancam jiwa.

Ancaman di Balik Sengatan Lebah

Racun lebah, atau apitoksin, mengandung beragam senyawa bioaktif seperti protein, peptida, dan amina biogenik, termasuk histamin, dopamin, melittin, serta fosfolipase. Sengatan lebah dapat menimbulkan reaksi seperti nyeri, panas, bengkak, dan gatal di area sengatan, kulit kemerahan, pembengkakan pada bibir dan kelopak mata, sesak napas, hingga pingsan. Dalam kasus yang parah, korban yang menerima banyak racun sekaligus dari sengatan banyak lebah berisiko mengalami kerusakan organ vital seperti hati dan ginjal, dan memerlukan penanganan medis darurat.

"Venom lebah jumlahnya memang lebih banyak, namun racun tawon (terutama Vespa) memiliki daya toksik yang lebih kuat," jelas Prof Tri, menekankan bahwa meski lebah hanya menyengat sekali, volume racun yang disuntikkan bisa signifikan.

Pertolongan Pertama: Langkah Cepat Saat Disengat

Saat seseorang tersengat lebah atau tawon, tindakan pertolongan pertama yang cepat dan tepat sangat krusial untuk mengurangi risiko komplikasi.

Langkah-Langkah Pertolongan yang Tepat

Prof Tri mengingatkan beberapa langkah penting yang harus dilakukan jika tersengat tawon atau lebah. Pertama, segera menjauh dari sarang untuk menghindari serangan lanjutan. Jika disengat lebah, cabut sengat yang tertinggal di kulit. Bersihkan area sengatan dengan air sabun dan kompres dengan air dingin. Konsumsi obat antihistamin untuk meredakan reaksi alergi.

Jika korban mengalami sesak napas atau pingsan, segera bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut. "Jangan melakukan gerakan mendadak atau berisik di sekitar sarang karena bisa memicu serangan kawanan lebah atau tawon. Cukup beri tanda peringatan di lokasi dan menjauh dengan tenang," pesannya.

Pencegahan: Lebih Baik daripada Mengobati

Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk menghindari risiko sengatan lebah atau tawon. Hindari mengenakan pakaian berwarna cerah atau parfum yang menyengat saat berada di alam terbuka, karena hal ini bisa menarik perhatian serangga. Jika menemukan sarang lebah atau tawon, jangan coba-coba mengusirnya sendiri. Segera hubungi ahli lebah atau tawon, pemadam kebakaran, atau dinas terkait yang ahli untuk membantu menanganinya, agar tidak ada korban yang berjatuhan. Memasang tanda peringatan di sekitar lokasi sarang juga sangat membantu.

Tragedi yang menimpa Walbiyah menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya sengatan serangga. Dengan memahami perbedaan antara tawon gung dan lebah hutan, serta menguasai langkah-langkah pertolongan pertama yang tepat, kita dapat meminimalkan risiko dan melindungi diri sendiri serta orang-orang di sekitar kita.

Hendra Jaya
Hendra Jaya Saya Hendra Jaya, penulis berita teknologi yang senang berbagi tren digital, inovasi, dan perkembangan dunia startup.