Sekolah Satu Atap Segera Hadir! Fokus Bantu Pendidikan di Daerah Terpencil
Kabar baik untuk pendidikan di pelosok negeri! Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) berencana menghadirkan kembali Sekolah Satu Atap, sebuah inovasi untuk menjangkau anak-anak di daerah terpencil dan meningkatkan kualitas pendidikan.
Apa Sebenarnya Sekolah Satu Atap Itu?
Mungkin Anda bertanya-tanya, apa sih Sekolah Satu Atap itu? Sederhananya, ini adalah penggabungan beberapa jenjang pendidikan, seperti SD dan SMP, atau SMP dan SMA, dalam satu lokasi. Fleksibilitas menjadi kunci, dengan pengaturan jadwal yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah.
"Jadi misalnya SD masuk pagi, SMP-nya siang. Atau sebaliknya. Yang penting disesuaikan dengan kondisi daerah," jelas Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Abdul Mu'ti dalam wawancara pada Kamis (23/10/2025). Pernyataan ini ditulis oleh detikSore pada Jumat (24/10/2025).
Mengapa Sekolah Satu Atap Diperlukan?
Indonesia, negara kepulauan dengan kondisi geografis yang menantang, seringkali kesulitan menjangkau daerah-daerah terpencil. Mendirikan sekolah baru di wilayah dengan jumlah penduduk sedikit juga bukan solusi yang berkelanjutan. Selain itu, membangun sekolah baru juga membutuhkan infrastruktur dan sumber daya manusia yang memadai.
Maka, Sekolah Satu Atap hadir sebagai jawaban. "Daripada bikin sekolah baru, lebih baik kita bikin Sekolah Satu Atap atau pembelajaran jarak jauh," kata Mu'ti.
Implementasi Bertahap, Fokus Daerah 3T
Pemerintah akan menerapkan konsep Sekolah Satu Atap secara bertahap, dengan prioritas utama adalah daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Komisi X DPR pun memberikan perhatian khusus pada pendidikan di wilayah-wilayah ini.
Mu'ti menekankan bahwa tantangan pendidikan di daerah 3T membutuhkan solusi yang inovatif dan melibatkan banyak pihak.
Lebih dari Sekadar Sekolah: Model Pemerataan Kesempatan Belajar Lainnya
Pemerintah tak hanya berfokus pada Sekolah Satu Atap. Upaya pemerataan kesempatan belajar juga dilakukan melalui pendidikan nonformal, yang menggunakan paradigma learning (pembelajaran) dan bukan schooling (bersekolah). Artinya, pendidikan tidak hanya berlangsung di sekolah formal, tetapi juga di lembaga-lembaga pendidikan nonformal.
Tiga Model Pengembangan Pendidikan Nonformal
Ke depan, pendidikan nonformal akan dikembangkan melalui tiga model utama:
1. Penguatan penyetaraan: Memberikan kesempatan bagi mereka yang belum menyelesaikan pendidikan formal untuk mendapatkan ijazah yang setara. 2. Homeschooling: Memberikan fleksibilitas bagi keluarga yang ingin mendidik anak-anak mereka di rumah. 3. Sekolah terbuka: Menawarkan pembelajaran jarak jauh (PJJ), mirip dengan Universitas Terbuka (UT).
Salah satu contoh sukses PJJ adalah program pembelajaran bagi anak-anak pekerja migran Indonesia di Kinabalu, Malaysia. Mereka mengikuti pembelajaran jarak jauh dengan sekolah yang ada di Jawa Barat, memanfaatkan teknologi digital. Model ini diharapkan dapat diterapkan di daerah-daerah lain yang sulit dijangkau.