Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Jumlah Korban Meninggal Mencapai Angka Ini
Sidoarjo, Jawa Timur – Tim gabungan kembali menemukan tujuh kantong jenazah di antara puing-puing Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Penemuan pada Minggu (5/10) malam pukul 21.00 WIB ini menambah daftar panjang korban meninggal dunia menjadi 52 jiwa. Duka mendalam menyelimuti keluarga korban dan seluruh komunitas pesantren.
Update Korban: 156 Orang Ditemukan
Hingga hari ketujuh pencarian, tim SAR gabungan mencatat total 156 korban telah ditemukan. Kabar baiknya, 104 orang berhasil diselamatkan. Namun, pilunya, 52 lainnya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa, termasuk lima bagian tubuh. Data ini menggambarkan betapa dahsyatnya dampak tragedi ini.
Identifikasi jenazah terus dilakukan oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur. Proses yang memakan waktu ini disebabkan kondisi jenazah yang sulit dikenali. Keluarga korban terus berdatangan ke rumah sakit, berharap dapat memberikan informasi yang mempercepat identifikasi.
Evakuasi Tanpa Henti
Proses evakuasi berlangsung selama tujuh hari penuh, tanpa kenal lelah. Tim SAR gabungan, yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, relawan, serta warga sekitar, bahu membahu mencari dan mengevakuasi korban dari reruntuhan. Medan yang sulit dan kondisi bangunan yang labil menjadi tantangan berat bagi tim.
Titik-Titik Evakuasi
Evakuasi difokuskan di berbagai area Ponpes Al Khoziny, mulai dari gerbang depan hingga bagian belakang. Seorang petugas SAR yang bertugas di lokasi mengungkapkan, "Kami menemukan korban di berbagai lokasi, ada yang terjebak di kamar, ada pula yang tertimpa reruntuhan di area terbuka." Pencarian dilakukan secara sistematis dengan bantuan alat berat dan anjing pelacak untuk menemukan korban yang mungkin masih tertimbun.
26 Korban Dievakuasi di Hari Ketujuh
Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, Direktur Operasi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), menjelaskan bahwa timnya terus berupaya mengevakuasi seluruh korban yang terperangkap di reruntuhan. "Hingga laporan terakhir, total terdapat 26 korban dievakuasi pada hari ketujuh, termasuk empat bagian tubuh," ungkapnya. Proses evakuasi dilakukan dengan sangat hati-hati demi menghindari risiko baru.
Identifikasi Korban di RS Bhayangkara
Seluruh korban, baik yang selamat maupun yang meninggal, dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur. Tim DVI bekerja keras mengidentifikasi identitas korban melalui sidik jari, DNA, dan properti pribadi. Seorang anggota tim DVI mengimbau keluarga korban untuk bersabar dan memberikan informasi selengkap mungkin guna membantu proses identifikasi. Keluarga korban terus berdatangan, berharap jenazah orang terkasih dapat segera teridentifikasi dan dimakamkan dengan layak.
Penyebab pasti runtuhnya bangunan Ponpes Al Khoziny masih dalam penyelidikan pihak berwenang. Dugaan sementara mengarah pada konstruksi bangunan yang tidak memenuhi standar keamanan. Beberapa saksi mata juga menyebutkan adanya aktivitas pembangunan di sekitar lokasi yang diduga memperburuk kondisi bangunan. Investigasi mendalam akan dilakukan untuk mengungkap penyebab tragedi ini dan mencegah terulangnya kejadian serupa. Pihak kepolisian telah memanggil pengelola pesantren dan pihak terkait pembangunan untuk dimintai keterangan.
Pemerintah daerah Sidoarjo telah memberikan bantuan kepada keluarga korban, termasuk santunan kematian, bantuan logistik, dan dukungan psikologis. Pemerintah juga berjanji akan membantu pembangunan kembali Ponpes Al Khoziny agar kegiatan belajar mengajar dapat segera pulih. Tragedi ini menjadi pengingat pentingnya memperhatikan keselamatan dan kualitas bangunan, terutama fasilitas publik seperti pesantren. Pemerintah daerah berencana melakukan audit terhadap bangunan serupa di Sidoarjo untuk memastikan keamanannya.
Diharapkan, tragedi ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan keselamatan dan kualitas bangunan. Pemerintah, pengelola pesantren, dan masyarakat harus bahu-membahu menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi para santri. Proses rekonstruksi Ponpes Al Khoziny diharapkan dapat segera dimulai agar kegiatan belajar mengajar dapat kembali berjalan dan para santri dapat kembali menuntut ilmu dengan tenang.